Dingin Membeku, Dieng Diselimuti Embun Es

BANJARNEGARA – Suhu udara di dataran tinggi Dieng pada Kamis (30/6) pagi dingin membeku. Suhu udara tercatat di bawah nol derajat Celsius dan memicu terbentuknya embun es.
Kepala UPT Wisata Dieng Sri Utami menjelaskan suhu tercatat minus 1,68 derajat Celsius.

Menurut dia, suhu mulai turun dari jam empat pagi. “Ya tadi pagi embun upas di area komplek Candi Arjuna, lapangan dan Dharmasala. Kita melihat di lokasi sudah membeku jam 5:30 an,” terangnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan fenomena embun upas merupakan daya tarik destinasi wisata Dieng. “Ini fenomena menarik karena Indonesia memiliki iklim tropis tapi terdapat embun es yang seperti salju,” ungkapnya.

Di Indonesia, es bisa ditemui di Pegunungan Jayawijaya Papua yang aksesnya sulit dijangkau. Berbeda dengan embun es di Dieng yang mudah dijangkau dengan kendaraan. Sehingga wisatawan berbondong-bondong untuk melihat dan merasakan langsung fenomena ini. “Ini merupakan daya tarik wisata yang luar biasa,” paparnya.

Dikatakan, fenomena ini menandai awal memasuki musim kemarau. Dia memprediksi fenomena ini akan sering muncul. Tanda alamnya pada malam hari cuaca cerah, dingin dan tidak ada angin biasanya muncul fenomena embun es.

Terpisah, pencipta Stasiun Cuaca Dieng Havid Adhitama mengatakan fenomena ini bisa diprediksi secara akurat.

Dikatakan, fenomena munculnya embun beku di dataran tinggi Dieng bukan peristiwa baru, namun sudah sejak dahulu kala. Akan tetapi sebelumnya kemunculan embun es ini tidak dapat diprediksi. Sehingga wisatawan yang beruntung saja yang dapat menjumpai embun es di pelataran Candi Arjuna Dieng di pagi hari.

Dengan keberadaan Stasiun Cuaca di Dieng dengan seri izin dari Kemkominfo YD2CLX-13, embun es bisa diprediksi secara tepat.

Stasiun ini terintegrasi dengan aplikasi Cuaca Dieng yang mengirimkan informasi prediksi otomatis pada pukul 22:00 WIB dan muncul kembali notifikasi konfirmasi kemunculan embun es pada pukul 05:00 WIB. Aplikasi ini mengirimkan data berupa temperatur, kelembapan udara, dan tekanan udara secara realtime tiap lima menit yang dilengkapi grafik timeline.

Havid mengatakan alat ini sudah dipasang sejak pertengahan 2020. Namun baru berfungsi sebagai Early Warning System kemunculan embun es di Dieng pada pertengahan 2021. “Kami melakukan eksperimen dan pengamatan data selama satu tahun untuk menentukan parameter khusus kemunculan embun es,” ujar Havid.

Lebih lanjut Havid berharap dengan adanya stasiun cuaca yang terintegrasi dengan aplikasi ini dapat membantu wisatawan yang ingin melihat fenomena embun es dan juga membantu petani Dieng untuk preventif terhadap embun upas yang menyerang tanaman mereka. (drn)

Beri komentar :
Share Yuk !