GSIB Diharapkan Mampu Tekan Angka Kematian Bayi dan Ibu

BANJARNEGARA – Gerakan Sayang Ibu dan Bayi (GSIB) diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, dan menekan angka Kematian Ibu dan Bayi (KIB) di Kabupaten Banjarnegara. Kasus kematian Ibu dan Bayi disebabkan oleh berbagai faktor.

Sekretaris Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Banjarnegara Drs. Sila Satriana menjelaskan GSIB bertujuan untuk memantapkan komitmen dan dukungan dari Kepala Daerah, sektor terkait di lingkungan Pemda, masyarakat dan swasta dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi, memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat.

Rakor GSIB juga bertujuan untuk meningkatkan peran GSIB dan mengevaluasi pelaksanaan program GSIB dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Banjarnegara.
Hal tersebut disampaikan Sila Satriana saat memberikan pengarahan pada rapat koordinasi (Rakor) GSIB di Aula Dinsos PPPA Banjarnegara, Selasa (28/6).

Sila menjelaskan angka kematian ibu di Kabupaten Banjarnegara tahun 2019 sebanyak 22 orang, tahun 2020 sebanyak 19 orang, tahun 2021 sebanyak 41 orang dan tahun 2022 sebanyak lima orang.
Sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 2019 sebanyak 191 bayi, tahun 2020 sebanyak 179 bayi dan tahun 2021 sebanyak 183 bayi dan tahun 2022 ini 78 bayi.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjarnegara Lucia Tri Harso berharap kegiatan Rakor GSIB kali ini dapat dijadikan sebagai momentum, untuk menyusun rencana kerja yang strategis dan terpadu oleh seluruh anggota kelompok kerja tetap (Pokjatap) GSIB di Kabupaten Banjarnegara.

“Sehingga target tahun 2022 untuk menekan angka kematian ibu dan bayi dapat tercapai,” harap Lucia Tri Harso.
Dikatakan, rendahnya kesehatan perempuan di Banjarnegara diindikasikan dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan kehamilan, melahirkan dan nifas . Menurut dia, penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan Bayi di Banjarnegara secara umum adalah dipengaruhi oleh kualitas hidup perempuan yang masih rendah.

Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. Selain itu, faktor budaya yang kurang mendukung kualitas hidup perempuan, sehingga masih terjadi kesenjangan kesetaraan dan keadilan gender.

Rakor GSIB ini dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri dari Camat se Kabupaten Banjarnegara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjarnegara, Ketua Pokjatap GSIB Kabupaten Banjarnegara, Ketua Satgas GSIB Banjarnegara. (drn)

Beri komentar :
Share Yuk !