Jangan Sepelekan Plak dan Karang Gigi | drg. Jatu Novtia Hayuningrum

Karang gigi atau dental kalkulus adalah plak gigi yang mengeras dan tumbuh sedikit demi sedikit. Awalnya, plak gigi terbentuk ketika bakteri dalam mulut bercampur dengan protein dan sisa-sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi secara terus menerus, jika tidak dibersihkan maka plak tersebut akan mengeras dan menyebabkan karang gigi.

drg. Jatu Novtia Hayuningrum
drg. Jatu Novtia Hayuningrum

Karang gigi sering kali disepelekan oleh masyarakat pada umumnya karena tidak adanya rasa sakit. Kenyataannya, karang gigi tidak hanya mengganggu penampilan dan menyebabkan bau mulut, namun juga dapat menjadi sumber infeksi yang berakibat fatal. Bakteri dapat terbawa oleh aliran darah dalam pembuluh darah dan menyebar ke organ lain, menyebabkan penyakit pada organ tersebut.

Penyakit sistemik yang berhubungan langsung diantaranya endokarditis, pneumonia, diabetes, emfisema, dll.

Karang gigi yang tidak dibersihkan akan semakin menumpuk dan meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada gusi (gingivitis). Akibatnya, gusi tampak kemerahan, membengkak dan mudah sekali berdarah, terutama saat menyikat gigi. Gingivitis yang sudah parah akan berkembang menjadi penyakit periodontal atau periodontitis, yaitu perlekatan gusi pada gigi lepas dan peradangan menyebar ke jaringan penyangga gigi. Akibatnya, jaringan di sekitar dan tulang gigi mengalami kerusakan, sehingga menyebabkan gigi goyang, bahkan lepas sendiri.

Adanya keterkaitan hubungan penyakit sistemik (jantung, diabetes, dll) dengan penyakit periodontal. Penyakit sistemik merupakan suatu faktor resiko yang diperberat oleh adanya penyakit periodontal. Sebaliknya, penyakit periodontal dapat menjadi predisposisi atau kecenderungan memperburuk kondisi penyakit sistemik.

Bakteri dan mikroorganisme yang terdapat dalam jaringan periodontal yang rusak bisa masuk ke dalam aliran darah dan memperberat penyakit sistemik tersebut. Walau begitu masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit sistemik.

Selain itu, karang gigi yang dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan bau mulut. Bau mulut yang tak sedap tentu dapat membuat lingkungan disekitar kita tidak nyaman dan menurunkan kepercayaan diri kita.

Cara mencegah terjadinya karang gigi yaitu dengan menyikat gigi 2 kali sehari minimal selama 2 menit (setelah makan pagi dan sebelum tidur), menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride yang mampu mencegah plak berkembang menjadi karang gigi, menggunakan benang gigi atau dental floss untuk membersihkan plak pada sela-sela gigi, konsumsi air putih yang cukup dan perbanyak makan buah juga sayur, disarankan untuk mengunyah makanan menggunakan gigi secara seimbang kanan dan kiri karena pada orang yang sering mengunyah satu sisi (kanan/kiri) maka sisi gigi yang jarang untuk mengunyah akan berpotensi menumpuknya karang gigi.

Bila sudah terbentuk karang gigi, pembersihan melalui sikat gigi rutin, obat kumur, dental floss, atau perawatan gigi dan mulut rumahan lainnya sudah tidak akan dapat menghilangkannya. Anda perlu bantuan dokter gigi untuk membersihkan sampai tuntas.

Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali. Kecuali, jika ada keluhan masalah pada gigi, gusi, dan mulut, segera periksakanlah ke dokter gigi. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !