Mayoritas Pelaku Seni Kesulitan Regenerasi

BANJARNEGARA – Pelaku seni di Kecamatan Sigaluh mengeluhkan kesulitan melakukan regenerasi. Kondisi ini dialami hampir semua pelaku seni yang dijadikan objek Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMAN 1 Sigaluh.

Pelaku seni musik Thek-Thek Sarmidi (56) mengaku bingung jika nantinya tidak ada yang melanjutkan tradisi seni Thek-Thek di Dusun Limbangan Desa Gembongan Kecamatan Sigaluh.

“Saya dulu atas inisiatif sendiri membeli alat Thek-Thek. Harganya Rp 3 juta,” kata dia, Rabu (21/9).

Namun dia tidak tahu apakah ada penerusnya atau tidak. “Padahal ini seni Banyumasan yang cukup penting,” kata Sarmidi yang juga Ketua Grup Ketawang Wulung.

Keluhan serupa juga disampaikan Joko Pitoyo dan Khadirin, keduanya juga seniman Thek-Thek. Menurut mereka, generasi saat ini cenderung malu memainkan alat musik tradisional.

“Kalau Embeg atau Kuda Lumping masih mending karena masih banyak tanggapan (pertunjukan). Kalau Thek-Thek sangat jarang,” keluh Khadirin.

Camat Sigaluh Izak Daniel Aloysius berharap Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 yang saat ini dilaksanakan oleh sekolah-sekolah bisa menjadi salah satu solusi.

“Kalau di lembaga formal diajarkan, dilatihkah dan dimainkan, maka kelestarian seni tradisional berpeluang bangkit dan terjaga regenerasinya,” ungkapnya.

Izak di Pemerintah Kecamatan Sigaluh mencoba memfasilitasi seni yang ada melalui sekretariat bersama. “Harapannya sekretariat budaya ini dapat dijadikan pusat nguri-uri budaya,” tambah Izak.(drn)

Beri komentar :
Share Yuk !