Penghayat Desa Ujung Gagak Gelar Upacara Doa

CILACAP – Ratusan penghayat Desa Ujung Gagak, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap menggelar doa bersama, Jumat (5/8/2022).

Doa berlangsung khusyuk dan khidmat di lokasi keramat.

Ritual doa dimulai dari tetabuhan gending gamelan mengiringi tembang “Lir Ilir”.

Sebanyak 500 warga berpakaian adat, berjalan kaki dari titik awal menuju jembatan, tempat belasan sampan atau perahu, yang siap mengantar ke lokasi.

Lokasi doa bersama memang terpisah sungai dari pemukiman. Di bawah terik matahari, sampan-sampan itu beriringan menempuh perjalanan sekira 10 menit.

Ya, lokasi yang disebut warga sebagai Makam Mbah Jongor Tambak itu masih alami, bersemak dan pohon-pohon rindang. Hanya ada jalan setapak dan tempat pembakaran kemenyan.

Tiga juru kunci, yakni Mbah Mujiono, Mbah Darto Waluyo, dan Mbah Suwarno membuka ritual dengan “Uluk Salam” kepada nama-nama yang diyakini sebagai wasilah doa. Sembari itu, kemenyan dinyalakan.

Lalu, di puncak acara dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Mbah Kodirun, tokoh masyarakat setempat.

“Tadi mendoakan supaya Pak Ganjar diberi keselamatan dan kelancaran dalam memimpin wilayah Jawa Tengah,” ujar Kodirun usai acara.

Kegiatan doa bersama itu, lanjutnya, adalah inisiasi dari warga sendiri. Hal itu lantaran Ganjar Pranowo dinilai mampu memberikan rasa keadilan selama memimpin Jawa Tengah.

“Kegiatan tadi itu memang dari warga karena punya rasa sayang ke Pak Ganjar, yang saat ini masih memimpin Jawa Tengah. Ya, karena Pak Ganjar punya keadilan. Contoh bantuan PKH lantaran dari pusat. Bantuan lain seperti Banprov dan Bansos alhamdulillah wilayah sini sudah menerima,” ungkapnya.

Bukan hanya didoakan diberi kekuatan dalam menuntaskan tanggung jawab sebagai Gubernur, Ganjar juga didoakan bisa menjadi Presiden mendatang.

“Warga antusias mengiringi doa bersama di tempat panembahan Mbah Jongor Tambak. Intinya mendokan sesuai keyakinan kepercayaan adat dari warga dan penghayat di Ujung Gagak ikut serta 500 warga penghayat di desa ini,” katanya.

Baginya, doa bersama tersebut karena warga sudah merasa mengenal sosok Ganjar sebagai pemimpin yang amanah.

“Kami antusia walaupun Pak Ganjar belum tentu kenal kami, tapi warga sudah sangat kenal Pak Ganjar bagaimana sosoknya, prilakunya kayak apa,” jelas dia.

Kenapa dilakukan di lokasi yang disebut Mbah Jongor Tambak, Suhendra menceritakan bahwa dulunya ada pulau kecil yang tiba-tiba muncul di tengah laut. Lama-kelamaan kemudian muncul daratan yang saat ini menjadi lokasi pemukiman warga.

Pulau yang pertama muncul itu memang terpisah dari lokasi pemukiman oleh sungai. Tapi diyakini di situlah Mbah Jongor Tambak sebagai simbol perantara kehidupan warga.

“Berdoa di situ lebih khusyuk karena dari nenek moyang di kampung laut percaya adanya Mbah Jongor Tambak. Panembahan mbah jonhor pengingat krselamatan dari mulai dari nenek moyang,” tandasnya. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !