Psikolog Ini Sebut Generasi Strawberry Memiliki Emosi Labil

BANJARNEGARA – Psikolog RSI Banjarnegara, Jawa Tengah, Alta Aviva Pamuji MPsi PSikolog mengatakan jika generasi strawberry memiliki emosi yang labil.

untuk diketahui, generasi Strawberry adalah kelompok manusia termuda di dunia saat ini. Mereka lahir dalam rentang 1995 hingga 2010. Di Indonesia, pada 2010 saja jumlahnya sudah lebih dari 68 juta orang, nyaris dua kali lipat Generasi X (kelahiran 1965-1976). Dan kini ada sekitar 2,5 miliar orang Generasi Z di seluruh dunia.

“Strawberry Generation merepresentasikan buah stroberi yang indah namun mudah rapuh dan hancur apabila dipijak,” ujar Alta Aviva saat menggelar webinar bersama guru Bimbingan Konseling (BK) SMP, MTs, SMA, MA dan SMK se Banjarnegara, baru-baru ini.

Selain memiliki kekurangan emosi yang labi, generasi ini juga memiliki kekurangan, diantaranya individualistis yang tinggi, tidak fokus, instan, dan kurang menghargai proses.

Meski dibilang banyak negatif, kata Alta, generasi ini juga memiliki kebihan diantaranya, memiliki intelektual yang baik, terbuka terhadap segala sesuatu, mendapatkan informasi yang lebih banyak, memiliki motivasi tinggi terhadap suatu hal, serta dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu.

Sedangkan karakrteristik generasi ini diantaranya, kehidupan sosialnya lebih banyak dihabiskan dengan memanfaatkan dunia maya, multitasking atau ada kecenderungan melakukan banyak hal dalam waktu yang bersamaan.

“Selain itu. generai ini pada umumnya ingin mendapat pengakuan, memiliki ambisi yang besar, juga menyukai kampanye yang kekinian,” terang Alta.

Alta juga menyebutkan, dalam belajar, anak generasi strawberry cenderung menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan.

Hal yang biasa terjadi pada generasi strawberry adalah, tidak bisa lepas dari HP, tidak fokus karena sambil main HP, anti sosial, tidak sopan, tahu banyak tapi sedikit dan sok tahu. Dekat secara fisik, tapi jauh secara emosi, tidak hangat, cuek, suka menyepelekan serta impulsif, ngeyel, suka menjawab.

Adanya hal tersebut, dirinya memberikan langkah cara berinteraksi dengan generasi strawberry, yaitu buatlah pertanyaan terbuka dalam berinteraksi, cari tahu tentang hobi, kesukaan, cita-cita, dan sebagainya. Buatlah target yang akan dicapai disesuaikan dengan kondisi anak. apabila target tercapai, berilah penghargaan, bisa berupa pujian, hadiah, atau yang lainnya.

“Lebih penting lagi, bersikap mengayomi dan memposisikan diri sebagai teman,” ujarnya.

Ia juga beri masukkan jika setiap kegiatan buatlah semenarik mungkin dengan mempertimbangkan karakteristik anak. Tampilkan juga perlilaku yang relevan dengan apa yang diharapkan oleh anak

“Untuk tugas guru BK di sekolah, membimbing proses pemberian layanan bantuan kepada siswa untuk mengantarkan siswa menemukan dan mengasah potensi, meningkatkan keterampilan, menambah wawasan, memberikan informasi karir,” ujarnya.

“Penting juga pemberian layanan bantuan kepada siswa secara intensif untuk membantu siswa mengenali dirinya, menemukan akar permasalahannya, menentukan target hidup,” tandasnya. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !