Adaptasi dan Inovasi jadi Kunci Sukses, Talkshow Strategi Bisnis di Masa Pandemi

BANYUMAS-Covid-19 yang menjadi pandemi menjadi hal dan tantangan baru bagi masyarakat. Sejak muncul Maret di Indonesia hingga saat ini masyarakat mencoba menyesuaikan diri, bagaimana melalui masa pandemi dengan tetap aman, nyaman, dan sehat dalam beraktifitas.

Tidak terkecuali bagi dunia usaha. Para pelaku usaha juga dituntut untuk bisa tetap produktif, dengan memutar otak untuk menjalankan usahanya tetap berjalan meski dengan sejumlah keterbatasan.

“Kita harus tetap istiqomah, sembari melakukan inovasi-inovasi dalam menjalankan bisnis kita,” kata Majelis Ekonomi Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MEK PWM) Yogyakarta, Drs Dwiyanto MM CPC dalam talkshow ‘Strategi Bisnis Menghadapi Masa Pandemi’ di SMP Muhammadiyah Jatilawang Banyumas, Sabtu (14/11).

Menurutnya, para pelaku usaha harus bisa menyesuaikan diri dan jeli dalam memanfaatkan situasi di masa pandemi ini. Satu caranya yakni dengan mengubah pola pemasaran yang sebelumnya dijalankan secara konvensional dengan mengalihkan ke dunia digital atau perkembangan teknologi informasi.

“Tingkatkan kelincahan dengan meningkatkan fleksibilitas kita. Kemudian bisa menyesuaikan diri sesuai dengan kondisi dan lentur, serta tidak mudah putus asa,” pesannya.

Agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi kebuntuan, menurutnya ada empat langkah yang bisa dilakukan. Seperti, dalam berbisnis harus bisa menggunakan sudut pandang yang berbeda. Kemudian melakukan modifikasi, gemar bertanya kepada orang lain, dan bisa memutuskan untuk ‘banting setir’ pada saat yang tepat can cepat.

“Ia mencontohkan, dalam masa pandemi ini tidak ada yang menyangka bersepeda akan menjadi gaya hidup baru masyarakat. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk bisnis baru karena sepeda menjadi memiliki nilai jual tinggi,” katanya.

Ia juga berharap, bisnis yang dijalankan warga Muhammadiyah bisa berumur panjang. Selain adanya inovasi, lanjutnya, perlu ada komunikasi yang baik dalam memasarkan produknya.

“Cara paling mudah yakni menjaga kualitas produk juga bisa menjadi promosi yang baik, karena hal tersebut akan banyak diperbincangkan konsumen. Selain itu juga bisa melakukan promosi di sejumlah media, baik media konvensional maupun digital yang saat ini terus berkembang,” katanya.

Pengusaha Taksi asal Banyumas, Sugiyanto mengatakan, pada masa pandemi usaha transpotasi menghadapi tantangan terbesar. Angkutan yang menjadi alat mobilisasi masyarakat, tidak bisa berjalan karena ada pembatasan gerak masyarakat.

“Bisnis angkutan jatuh lebih parah mulai ada Corona, Mulai Maret 2020 kita sudah tidak bisa beroperasi lagi seperti biasa. Sehingga taksi lebih banyak nongkrong daripada mengangkut penumpang. 80 persen nongkrong, hanya 20 persen yang jalan, itu saja tidak bisa menutup operasional,” katanya.

Ia berharap, pandemi ini segera berakhir. Namun, dalam masa pandemi ini ia mengaku akan melakukan sejumlah terobosan baru, setelah mendapat materi pada talkshow tersebut.

“Ada beberapa masukan dan motivasi yang menginspirasi. Kita harus bangkit dengan inovasi-inovasi, tidak monoton dan memanfaatkan celah untuk memperbaiki usaha kita,” katanya.

Sementara itu, Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM) Banyumas, Latif Muchozin BE SE menjelaskan, talkshow tersebut diselenggarakan JSM Banyumas berkolaborasi dan MEK dan MPK PDM Banyumas. Serta didukung sejumlah pihak seperti Lazizmu Banyumas, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Banyumas Ekspres dan Kebumen Ekspres.

“JSM ini bukan badan usaha atau organisasi baru, melainkan sebuah jaringan antar warga Muhammadiyah untuk memperkuat jaringan silaturahmi dan bisnis,” katanya.

Diharapkan ada output sinergitas antara JSM dan warga muhammadiyah membangun ekonomi umat. “Kita menjembetani untuk memformulasi bagaimana berbisnis dalam jaringan Muhammadiyah, dan diharapkan bisa membantu permecahan masalah. Kita harus bisa bertahan dan berinovasi,” katanya. (mas)

Beri komentar :
Share Yuk !