Aplikasi Jiwong Jiga Lindungi Lansia, Agar Tak Kena Covid-19

BANYUMAS-Siji Wong Siji Jaga (Jiwong Jiga) adalah program Pemerintah Kabupaten Banyumas dimana setiap orang yang sehat menjaga lansia rentan.

Warga yang sehat bertugas mengawasi dan mengingatkan para lansia terutama yang punya penyakit penyerta supaya tidak terkena Covid-19.

Program Jiwong Jiga memanfaatkan aplikasi “JIWONG JIGA” di smartphone untuk memantau lansia utamanya yang punya penyakit penyerta.

Warga yang masuk kategori berisiko tinggi tertular Covid-19 adalah para lansia berumur lebih dari 55 tahun.

Berdasarkan data nasional penderita Covid-19, sebanyak 44 persen yang meninggal adalah kelompok lansia rentan yang mempunyai penyakit bawaan. Kemudian kelompok kedua yang mesti diawasi adalah ibu hamil.

“Jangan ada lagi orang meninggal karena Covid-19.Covid-19 itu seperti Algojo bagi warga yang mempunyai penyakit pemberat,” ujar bupati Banyumas, Achmad Husein usai meresmikan Kampung Jaga Komorbid di Desa Danaraja, Kecamatan Banyumas, pada Senin (19/10).

Bupati mengharapkan peran RS Banyumas untuk menjadi pengampu seluruh Desa Kecamatan Banyumas agar mensukseskan Jiwong Jiga.

Alur pelaksanaan Kampung Jaga Komorbid atau Jiwong Jiga, diawali dengan tiap Desa dan Kelurahan se-Banyumas masing-masing mendata jumlah orang yang berisiko tinggi terkena Covid-19 sesuai KTP dan jenis komorbid.

Desa kemudian menunjuk orang yang akan ditugasi untuk menjaga lansia terutama yang mempunyai penyakit penyerta. Data yang masuk kemudian dilaporkan dan dimasukan ke aplikasi Jiwong Jiga.

Kegiatan kampung Komorbid Jiwong Jiga diantaranya adalah mengedukasi atau sosialisasi terutama memberikan pengertian tentang bahaya Covid-19. Kemudian mengawasi lansia jika ada keluhan gejala mirip Covid-19 dan segera melaporkan kepada petugas satgas Covid-19 yang ada di wilayahnya.

Menyediakan makanan bergizi untuk lansia yang berisiko tinggi terkena Covid-19.
Selanjutnya mengawasi lansia supaya menggunakan masker menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan, rajin olahraga, dan tetap dirumah saja. Tidak lupa mengawasi supaya minum obat secara teratur, sesuai anjuran dokter dan tidur cukup.

Dipilihnya Desa Danaraja sebagai kampung Jaga Komorbid, karena di desa itu jumlah lansia dengan penyakit pemberat terbilang kecil.
“Ini kecil 2 RW dan 6 RT, lansia dengan penyakit ada 66 orang.Ini bisa menjadi pilot project,” imbuh bupati.

Tidak hanya dipantau melalui aplikasi, para komorbid tersebut juga dipasang gelang khusus yang menandakan dia adalah lansia yang harus dilindungi. Bupati juga nantinya akan membuat tim kecil untuk menginput dan menganalisa sejauh mana program tersebut. Menurutnya data-data tersebut menjadi modal awal jika nantinya vaksin sudah ada dan para lansia itu yang akan menjadi prioritas.

Salah seorang warga rentan, Edi Ahmadi, (67) bercerita jika dirinya memiliki beberapa sakit yang sudah menahun. “Saya ada sakit magh, asam urat, hingga alergi dingin. Jika alergi kambuh, maka biasanya flu,” ujarnya.

Dia yang bekerja di Puskesmas Banyumas sebagai penjaga parkir menjadi sering mencuci tangan dan bersih-bersih semenjak ada Covid-19.”Saya sering pegang uang, jadi tiap kali menerima uang parkir saya usahakan selalu cuci tangan,” pungkasnya. (saw)
#Satgascovid19 #Ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Beri komentar :
Share Yuk !