Bahas Polemik Menara Pandang
Yayasan TRIBHATA Audiensi Dengan Bupati

BANYUMAS – Ketua Pembina Yayasan Tri Bhakti Pratista (TRIBHATA) Banyumas Nanang Sugiri SH menggelar Audiensi dengan bupati Ahmad Husein. Hal tersebut menyikapi munculnya gejolak terkait hambatan operasional di Menara Pandang Teratai baru baru ini.

Audiensi digelar di ruang Joko Kahiman, Jumat ( 13/5) dimulai pukul 19.30 WIB.
Pada kesempatan tersebut dibahas beberapa hal terkait polemik yang berkembang dimasyarakat, terkait keamanan dan kenyamanan yang sempat dikeluhkan.

Nanang mengungkapkan, beroperasinya Menara Pandang Teratai Purwokerto yang berlokasi di Jl. Dr. Ir. Soekarno pada tanggal 27 April 2022, pihaknya menyampaikan beberapa
hal sebagai berikut:

  1. Mendukung atas di bangunnya Menara Pandang Teratai Purwokerto,
    sebagai ikon harmoni kerukunan antar umat beragama yang ada di Kabupaten Banyumas, yang juga sekaligus sebagai tempat wisata bagi masyarakat Banyumas dan Indonesia.
  2. Meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas untuk segera melengkapi dan menyelesaikan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi. Hal itu sebagai
    persyaratan bagi menara pandang yang merupakan kategori wisata destinasi tinggi sesuai dengan regulasi agar masyarakat yang ingin berwisata merasa aman dan nyaman.
  3. Meminta kepada Bupati / Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas untuk mengambil langkah-langkah atau tindakan-tindakan tegas sesuai dengan ketentuan perundang-
    undangan yang berlaku kepada pihak-pihak terkait jika ditemukan adanya pelanggaran-pelanggaran yang berdampak / berpotensi merugikan Pemerintah Daerah
    maupun masyarakat atas berdiri dan beroperasinya Menara Pandang Teratai Purwokerto.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Banyumas didampingi Diektur BLUD Yanuar dan Kabid Pembangunan Jalan Jembatan DPU Banyumas Widodo Sugiri.

Bupati menjelaskan, terkait traouble pada lift sebenarnya sudah bisa di atasi. Pemerintah juga tidak mengeluarkan biaya. Di menara tersebut terdapat dua lift, yakni manual dan elektric touch screen.

Lift yang mengalami kendala justru yang elektrik, namun saat ini sudah teratasi dengan penggantiap Control Operation Panel ( COP) yang baru. Saat terjadi trouble diduga sensor COP mengalami kendala. Namun pada lift manual justru tidak ada masalah.

Secara struktur , fondasi juga dirancang sangat kuat. Bahkan disiapkan masih bisa menambah ketinggian menara.

Terkait keamanan pada baja berbentuk bunga teratai, saat ini juga sudah ditaambah dengan pengaman. Termasuk menambah angkur pada bagian atas. “ Secara teknis hampir semua bisa diatasi. Kita agendakan buka tanggal 1 Juni dibarengkan dengan momentum Hari Lahir Pancasila,” terangnya.

Bupati juga menyayangkan ada beberapa pihak yang sengaja membuat suasana gaduh. Terkait robohnya pilar, itu terjadi pada Februari dan pada saat pemasangan. Namun kejadian tersebut ikut disebar di Grup WA sehingga seolah olah terjadi bersamaan.

Namun pihaknya tidak memberikan tanggapan, karena memang fokus pada pembenahan.
Sementara itu Direktur BLUD Yanuar mengungkapkan, lift saat ini sudah dapat digunakan. Kedepan pihaknya juga akan menambah beberapa spot baru, agar pengunjung dapat pengalaman yang lebih menarik.

Terkait dengan adanya pertanyaan kelengkapan genset pada lift, saat ini juga sudah disediakan, sehingga jika terjadi mati lampu, genset otomatis akan menyala dan tidak ada kendala. Genset tersebut juga sudah diuji coba.

Bahkan pihaknya menepis, jika ditutupnya Menara Pandang teratai saat ini karena ada kepanikan lift, namun lebih karena ada pekerjaan yang membutuhkan waktu dua minggu kedepan. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !