Diduga Alami Malpraktik, Pasien RS Siaga Medika Ajukan Gugatan Hukum

PURWOKERTO – warga Desa Sudagaran, Kecamatan Banyumas, Ari Santoso (70) harus diamputasi lengan kirinya usai diinfus saat dirawat di RS Siaga Medika Banyumas.

Atas kejadian tersebut ia meminta pendampingan hukum melalui Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto SH. Didampingi penasehat hukumnya Djoko Suanto SH, Ari mengungkapkan, awalnya ia masuk ke rumah sakit Siaga Medika Banyumas pada Rabu (5/5) lalu. Keluhan awalnya yakni sakit perut dan muntah-muntah sekira pukul 09.30.

Sampai di rumah sakit ia mendapat penanganan dengan dipasang infus. “Awalnya saat diinfus tidak begitu sakit. Tetapi lama-lama sakit, cekot-cekot tangannya,” katanya.

Menurut pria yang bekerja sebagai buruh ini sakitnya bertambah parah di hari berikutnya. Tangannyapun semakin membiru. Iapun sempat ingin bertemu dengan dokter yang menangani. Namun hingga Jumat, dokter tak kunjung menemuinya. Hingga akhirnya, anaknya yang menemui pihak rumah sakit dan mendapat rekomendasi jika tangan Ari harus diamputasi pada hari Minggu.

“Saya langsung nangis mendapat kabar itu. Saya bener-bener tidak tahu sebenarnya rasanya diinfus yang benar itu bagaimana karena seumur-umur baru kali ini diinfus,” katanya.

Iapun mengatakan, tidak pernah ada keluhan penyakit apapun. “Diabetespun saya tidak ada,” katanya. Terkait hal ini, ia melakukan upaya hukum dugaan malpraktik ini.

“Ya langkah ini harus dilakukan karena saya menjadi cacat seumur hidup,” katanya.

Ketua Peradi SAI Purwokerto, Djoko Susanto mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya hukum melaporkan ke Presiden melalui menteri kesehatan.

“Ini pasien rumah sakit keluhannya kan penyakit dalam. Namun penanganan dalam rumah sakit malah mengakibatkan dugaan pecah pembuluh darah di tangannya dan mengharuskan diamputasi,” katanya.

Terkait hal ini, pihaknya akan melakukan upaya advokasi untuk meminta pertanggungjawaban pihak rumah sakit. “Pasien dalam keadaan sehat dalam arti fisik tidak ada masalah. Tidak memiliki riwayat diabetes atau tekanan darah tinggi,” katanya.

Selain itu pihaknya juga menyayangkan jika pasien juga disatukan kamarnya dengan pasien Covid-19.

Dikonfirmasi, Dirut RS Siaga Banyumas, dr Panji Anggara mengatakan akan berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab. “Untuk detailnya, kami akan berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab,” terangnya. (saw/ali)

Beri komentar :
Share Yuk !