FKPP dan Dinkes Banyumas akan Survei Pesantren Mitigasi Pesantren Beresiko

BANYUMAS – Guna mencegah penyebaran covid 19 di lingkungan pesantren, tim gugus tugas covid FKPP dan RMI akan melakukan survei. Survei tersebut untuk memastikan apakah protokol covid sudah benar-benar ditrapkan.

Hal itu dikemukakan Enjang Burhanudin selaku Jubir Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) dan Robithoh Ma’had Islamiyah ( RMI) Banyumas, Kamis (1/10).

Menurutnya sejak awal pandemi pondok pesantren juga sudah membentuk tim gugus tugas, kemudia pada saat diterapkan new normanl, santri yang datang ke pesantren juga membawa surat keterangan sehat dari puskesmas. termasuk ketika sampai di pesantren juga kembali di cek ulang oleh pesantren.

Dengan adanya kasus lonjakan covid di pesantren, pihaknya bersama dinkes akan melakukan survei ke sejumlah pesantren. “Sedikitnya ada 30 pesantren yang akan kami datangi. Terutama pesantren dengan santri yang memiliki mobilitas tinggi,” ungkapnya.

Lebih lanjut diungkapkan, gugus tugas pesantren akan selaku berkordinasi dengan dinkes untuk memastikan kondisi kesehatan santri.

Kepala Dinas Kesehatan Banyumas Sadiyanto mengungkapkan, dengan melonjaknya kasus covid di pesantren, saat ini peran Poskestren juga dimaksimalkan.

“Poskestren nantinya akan memantau para santri, jika ada yang sakit akan langsung dikordinasikan untuk dilakukan penanganan,” ungkapnya.

Menurut Sadiyanto, jumlah santri di Banyumas mencapai 29 ribu orang. jumlah tersebut bukan jumlah yang sedikit. Namun demikian Dinkes juga memiliki kewajiban untuk memotret kondisi yang sesungguhnya.

Sehingga Dinkes juga melakukan sampling di berbagai tempat, seperti pasar, kantor dinas pemerintah, swab regular, pesantren , hingga ormas. “Sampling tersebut tujuannya untuk melihat secara utuh, kondisi di Banyumas, ” ungkapnya.

Pemerintah juga menyiapkan dua skenario, jika ditemukan ada kasus di pesantren maka isolasi bisa dilakukan di pesantren. namun hal itu juga akan ditinjau terlebih dahulu. Selain itu isolasi juga dilakukan di Rumah Karantina.

Saat ini rumah karantina ada 3 tempat di Baturraden yakni Balai Diklat, wisma Wijaya Kusuma dan Pondok Slamet. Dengan adanya lonjakan kasus di pesantren, kemarin penggunaan rumah karantina sudh 80 persen. Namun seiring banyaknya santri yang sembuh, maka kapastitas tempat tidur di rumah karantina juga semakin bertambah.

Lebih jauh diungkapkan, kasus di bulan September sebanyak 328 kasus, dari jumlah tersebut angka kematian terdapat 12 kasus. Kuncinya tidak ada angka kematian yang tinggi, namun demikian tetap harus dikendalikan agar jangan sampai muncul korban lagi.

warga yang harus dilindungi yakni, orang dengan komorbit atau penyakit penyerta, selain itu lansia dan ibu hamil. Dengan kordinasi yang intensif antara tim gugus tugas pesantren diharapkan penyecagan terhadap penyebaran covid bisa ditekan dan dikendalikan.

Sebagai upaya pencegahan penularan virus corona, pemerintah meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya, patuh dan disiplin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, memakai masker, menjaga jarak aman, juga untuk tetap di rumah. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !