Garap Puluhan Hektar Budidaya Sereh Wangi

Karyakan Warga Binaan Bapas Purwokerto

BANYUMAS – Puluhan hektar lahan kering di perbukitan Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja kini menjadi produktif.  Wahyu Baharudin selaku direktur PT Dewara Nusajaya  menggarap lahan tersebut dengan budidaya sereh wangi.

Ia bekerjasama dengan  Kementrian Hukum dan HAM Direktorat Jenrdal Pemasyarakatan, dan melakukan h MoU dengan Ditjen Pas untuk mengolah lahan.  Untuk menggarap lahan tersebut Wahyu  mengkaryakan warga binaan yang sudah selesai menjalani asimilasi dan assessment dari  Balai Pemasyarakatan (Bapas) Purwokerto.

Lahan milik Bapas di Desa Kedungrandu Kecamatan Patikraja seluas 5 hektar. Adapula Lahan milik Pemda di Gunung Tugel seluas 6 Hektar, Unsoed  10 hektar, Unwiku 6 Hektar, dan milik kelompok tani sekitar 15 hektar.

Sejumlah pekerja setiap hari melakukan panen, penyulingan, hingga pengemasan minyak sereh wangi.

 ” Alhamdulilah, kita sudah bisa menjalankan program ini, dan setiap hari bisa melakukan produksi, baik panen, penyulingan hingga pembuatan produk turunannya,” ungkap wahyu.

Pekerjaan tersebut semuanya dilaksanakan oleh mantan warga binaan dari Balai Pemasyarakatan Purwokerto.

Selain bekerjasama dengan BAPAS, Wahyu juga bekerjasama dengan kelompok masyarakat tani Sri Murni, dan warga sekitar Kedungrandu. Warga yang ingin mendapat pekerjaan tertapi tidak perlu merantau jauh jauh, maka bisa ikut membudidaya hingga panen.

Selain itu Wahyu juga bekerjasama dengan civitas akademika, salah satunya Unsoed,  Universitas Pertahanan, UIN SAIZU, dan Unwiku.  Mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut melakukan program penelitian hingga kewirausahaan.

Wahyu Baharudin Bersama mantan warga binaan Bapas

Hal lain yang penting menurutnya, yaitu pemberdayaan warga binaan yang berasal dari Banyumas. ” Inilah salah satu fungsi  Pokmas yang salah satu manfaatnya  menghantarkan para mantan warga binaan agar dapat kembali ke masyarakat,” terang Wahyu.

Selain memanfaatkan lahan di Kedungrandu, Wahyu juga memanfaatkan lahan di wilayah Nusakambangan. Luasnya sekitar 20 hektar.  Sedagkan di Jeruk legi seluas 15 hektar.  Jika di total secara keseluruhan ada  60 hektar.

Budidaya di Lahan milik Bapas Purwokerto, dimulai sejak tahun 2019. Bahkan kebun di desa kedungrandu bisa dijadikan kebun indukan untuk pengembangan di lahan yang lain.

Namun sebelum bekerjasama dengan  Kementrian Hukum dan HAM, wahyu mengaku sudah mulai membudidaya sejak tahun 2017 lalu, secara mandiri.

Kerjasama dengan BAPAS Purwokerto meliputi, budidaya, pelatihan, hingga program kemandirian. ” Bahkan saat ini sudah berjalan dengan Tagline Pokmas Lipas Bapas”

Setelah proses penyulingan, sereh wangi bisa menghasilkan minyak dengan randemen 1 persen. Tungku penyulingan di Kedungrandu memiliki kapasitas 250 kg dengan hasil randemen sekitar 2,5 liter minyak sereh wangi.

Hasil dari penyulingan tersebut bisa dibuat menjadi beberapa produk turunan.  Produk murni yakni citonella esential oil. Minyak tersebut merupakan minyak murni yang digunakan untuk aroma therapi.

Manfaat dari citronella essential oil diantaranya untuk relaksasi, kedua untuk aroma therapi. Ada pula produk karbol dengan kemasan 1  liter dan 1/2 liter. Produk lainnya yaitu hand sanitizer bentuk gell dan spray.  Ada pula pupuk organik, yang berasal dari limbah sereh wangi.

Limbah diuraikan dan dibuat pupuk cair. Limbah tersebut bisa juga dibuat produk pakan ternak, tentunya setelah melalui proses fermentasi.  Daun sereh wangi, dikeringkan, dicacah dan dicampur dengan bekatul dan tetes tebu di fermentasi selama 10 hari. setelah itu bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Dari budidaya tersebut Wahyu mengaku bisa menmanfaatkan dari hulu hingga hilir. sehingga tidak ada yang terbuat, karena semua bisa dimanfaatkan.

Menurut Wahyu, sebagian produk tersebut dipasarkan untuk ekspor, dan sebagian lainya untuk pemasaran dalam negeri.

 Salah satu keunggulan budidaya sereh wangi, yaitu cukup satu kali tanam. Semakin lama rumpun yang dihasilkan bisa semakin banyak dan bertambah. Cara panen juga tidak perlu dibongkar, cukup dipotong daun dan akan tumbuh kembali.

Kini wahyu tidak hanya menggarap sereh wangi, namun ada pula tanaman lain, seperti Talas Beneng dari Bogor. Talas tersebut di ekspor untuk bahan tembakau herbal tanpa nikotin.  Sedangkan tanaman lainnya yakni, akar wangi, dan porang.  (Sakur )

Beri komentar :
Share Yuk !