Kades dan Perangkat di Banyumas Ikuti Pelatihan Perencanaan Membangun Desa

PURWOKERTO– Sedikitnya 20 orang peserta yang berasal dari kepala desa di Banyumas, perangkat dan pendamping desa mengikuti pelatihan perencanaan pembangunan desa, di Joglo Gatra Mandiri, Desa Pamijen Kecamatan Sokaraja, Rabu-Kamis (8-9/1).

Hadir sebagai narasumber yakni Dr Abdul Hakim selaku pakar Analisis dan Perencanaan yang juga staf khusus wakil presiden era Yusuf Kalla.

Dalam pelatihan bertema ‘Membangun Desa Mensejahterakan Ummat’, Dr Abdul Hakim memberikan penjelasan terkait alat dan metodologi perencanaan.

Menurutnya, selama ini para pemangku kebijakan desa dalam membuat perencanaan, mengunakan pendekatan peta sosial, kalender kelembagaan maupun kalender musim. Selain itu ada pula Management by Objective (MBO), dan ada yang menggunakan Planing, Organizing, Actuating dan Controling (POAC).

“Dengan pendekatan peta sosial, perencanaan pembangunan desa mencari solusi dari masalah-masalah yang ada, lalu diinventarisir cara alternatif dan tindakannya. Ini adalah cara lama yang bisa terjebak pada masalah-masalah yang ada,” jelasnya.

Bahkan POAC saat ini juga tidak terlalu digunakan karena dinilai tidak terlalu kokoh dalam menggambarkan sesuatu yang bersifat gagasan. Saat ini yang dikembangkan yakni PDCA yakni Planing, Desain, Control, dan Actuating.

Kemarin, Dr hakim memperkenalkan beberapa metode perencanaan, diantaranya PRA atau Partisipatori Rapid Apraisal (penilaian cepat bersama masyarakat), ada pula Rapid Rural Apraisal. Selain itu ada pula Apreciative Inquairy (AI) yakni, sebuah proses perubahan yang positif, yang bersifat sangat afirmatif (positif dan sungguh-sungguh). Dalam semua kegiatan, praktik, dan proses AI berpusat pada sisi terbaik organisasi—baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

“Ini yang akan menjadi kekuatan, desa dalam melakukan perencanaan berbasis pada hal-hal baik yang sudah ada. Dengan pengalaman yang baik maka sesuatu menjadi lebih mungkin dilaksanakan,” jelasnya.

Jika pendekatan di desa masih berfokus pada masalah-masalah, katanya, maka hanya akan berputat pada masalah tersebut. Namun jika mencari apa yang terbaik dan belajar dari yang baik maka akan menggandakan kesuksesan desa dalam membangun.

Ahmad Irfan Maulana Syh SH selaku penyelenggara pelatihan dari Yayasan Bumi Hijau mengungkapkan, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang UU desa. Meningkatkan kemampuan perencanaan desa yang partisipatif, berbagi pengetahuan dan pengalaman antar peserta. Serta merancang agenda bersama dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa yang partisipatif.

Lebih lanjut diungkapkan, setelah diimplementasikan UU no 6 tahun 2014 tentang Desa, desa mendapat wewenang yang cukup besar, termasuk pengelolaan anggaran yang cukup besar. Namun dalam praktiknya, banyak desa yang hanya jadi objek pembangunan. Maka dipandang perlu mendorong partisipasi masyarakat dalam subyek pembangunan.

Sementara itu, Bumi Hijau berkontribusi dalam pembangunan capacity building agar para pemangku kebijakan desa dapat menyusun perencanaan secara strategis dan tepat sasaran. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !