KSP Blusukan ke Purwokerto Langsung Serap Aspirasi Warga

PURWOKERTO- Kantor Staff Presiden (KSP) melakukan terobosan baru mengadopsi gaya Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kamis (8/4/2021) kemarin, digelar acara ‘KSP Mendengar’ di Hotel Aston Purwokerto yang melibatkan berbagai unsur elemen masyarakat.

“Ibarat anggota DPR ini adalah reses. ‘KSP Mendengar’ merupakan kanal baru untuk warga bisa menyampaikan apapun kepada pemerintah dan atau presiden. Silahkan bebas bicara apapun akan kami dengarkan,” kata Tenaga Ahli KSP, Johanes Joko saat membuka ‘KSP Mendengar’.

Forum lintas elemen ini dipandegani KSP Deputi IV bidang komunikasi politik. Undangan dibatasi 100 orang dengan pertimbangan dan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. Ada unsur petani, mahasiswa, pelaku umkm, relawan, pengusaha, hingga lintas profesi lainya.

“Semua masukan, saran hingga kritik bapak ibu semua kami catat. Nanti akan dipilah mana kewenangan kementrian dan lembaga, mana kewenangan daerah, atau provinsi. Kita upayakan semua difollow up,” kata Joko menambahkan.

Sesuai namanya, ‘KSP Mendengar’ memang pembicarannya adalah peserta. Sepanjang acara 70% forum dikuasai peserta.

Berbagai usul, keluahan, hingga kritik disampaikan terbuka.

Ngatoillah, tenaga ahli KSP lainnya menambahkan sejumlah kegiatan non formal juga dilakukan selama kunjungan ke Purwokerto. Misalnya, koordinasi dengan Kapolresta Banyumas dan Bupati Banyumas. Hingga bertemu sejumlah elemen aktifis, dan pelaku pemberdayaan.

“Purwokerto merupakan kota pertama di 2021 kita gelar KSP Mendengar secara offline. Dalam rencana selama 2021 ada 41 titik kota/kabupaten. Kalau secara umum ini merupakan acara kesembilan sejak 2020 lalu,” katanya.

KSP Mendengar, kata Ngato merupakan jalan pintas yang ternyata diapresiasi positif. Baik oleh publik ataupun stakeholder terutama presiden sendiri. Menurutnya, jemput bola mendengar aspirasi ini sangat penting untuk menegaskan pemerintah itu tidak anti kritik.

“Masalahnya memang kompleks. Mulai dari dampak covid dan penanganannya, soal pembelajaran daring hingga persoalan bansos. Selebihnya persoalan yang teknis dan isu-isu lokal daerah,” katanya. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !