Medi PS Si Pencipta Tarian Jiwa, Melukis dengan Tubuh Diiringi Musik dan Tarian Tradisional

PURWOKERTO-Rumah berhias sejumlah lampu teplok itu tampak asri. Di dalamnya, ada ribuan lukisan terpampang penuh warna. Di sekelilingnya tanaman nan hijau bertebaran menandakan si empunya mengagumi keindahan. Itulah sekelumit gambaran kediaman Medi PS, sang seniman unik yang tinggal di Desa Kutasari, RT 01 RW 03 Kecamatan Baturraden, Banyumas. Ketika disambangi Banyumas Ekspres, pria berambut gondrong dan berperawakan sedang itu menyambut ramah, Rabu (26/1/2022).

Medi PS, merupakan pelukis yang sudah malang melintang di dunia seni rupa sejak remaja. Menurutnya, awal pencarian terhadap seni dimulai dari tahun 2005. Berbagai konsep telah dilewati Medi seperti lukisan realistis, dekoratis serta ekspresionis. Hingga pada akhirnya, Medi jatuh cinta dengan lukisan abstrak. Tak sampai disitu, pemilik Sangar Teplok tersebut menciptakan sebuah konsep yang dinamakan Tarian Jiwa, yakni seni melukis yang dipadu dengan balutan musik dan tarian tradisional.

Masih dikatakan pria kelahiran Semarang, 5 Juni 1969 itu, dia melukis dengan menggunakan beberapa cat air yang disiramkan ke tubuh. Dengan tubuhnya yang berlumur cat, lalu berguling-guling di atas kanvas besar berukuran 2×3 meter. “Sembari di iringi musik seperti gamelan, calung, angklung dan lainya. Tidak cuma musik, ada juga tarian tradisional yang ikut serta mengiringi proses pelukisan seperti tari lengger,” ujarnya.

Menurut Medi, yang terlibat dalam proses pembuatan lukisan tersebut ada 3 orang, yaitu pelukis, pemusik dan penari. “Pemusik dan penari sendiri biasanya menyesuaikan event atau tema, seperti mau menggunakan Gending jawa atau kentongan, jadi bersifat objektif. Dalam penggunaan cat air tersebut juga tergantung si pelukis mau masuk ke impresionis atau unsur realistis,” bebernya.
Setiap kali melukis, lanjut dia, musik dan aransemen yang dibawakan akan berbeda dan setiap syairnya diciptakan oleh Medi PS sendiri. Sedangkan untuk proses pelukisan terbilang singkat sekitar 10-15 menit saja.

“Yang menuangkan cat ke tubuh saya biasanya adalah orang-orang terpilih seperti bupati, gubernur, menteri dan tim yang dibawa oleh saya sendiri,” imbuhnya.
Sekali tampil Medi PS bisa membuat 5-10 kanvas dan setiap lukisanya juga mempunyai judul yang berbeda-beda.

Performance art tarian jiwa ini diakui Medi PS sudah sampai berbagai kota besar seperti, Surakarta, Yogyakarta, Jakarta dan sebagainya. Ketika memasuki event-event tertentu, selama 1 bulan, Medi PS mampu menciptakan puluhan karya. Bahkan pernah ada yang menawar karyanya hingga Rp 5 juta per lukisan. “Tetapi saya belum ke arah market dengan alasan untuk eksistensi saja jadi saya berkarya kemudian dipamerkan, sudah,” ucapnya.

Medi PS menegaskan, setiap seniman seperti dirinya berharap agar selalu eksis dan mengalir. Selain itu juga harus kreatif dan inovatif karena seniman tidak boleh hanya diam saja. “Di samping itu juga kita melestarikan budaya tradisional,” pungkasnya.

Diwawancara terpisah, Rafi Astanafi, seorang pemain musik yang pernah mengiringi Medi PS dalam event Tarian Jiwa #9 di Waroeng Kentir mengaku sangat senang bisa bekerjasama dengan pelukis itu. “Sepanjang yang saya ketahui belum ada orang yang melukis dengan menggunakan semua badanya sebagai pengganti kuas. Menurut saya ini sangat unik dan saya sebagai pengiring juga merasa bangga dan terhormat karena bisa mengiringi beliau yang sudah terkenal di mana-mana,” tandasnya. (welly)

Beri komentar :
Share Yuk !