PURWOKERTO-Sektor perbankan dan lembaga keuangan diminta untuk lebih aktif membuka akses keuangan kepada sektor mikro. Hal itu perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatif kreditur informal atau rentenir. Tidak dipungkiri saat ini masih banyak pelaku usaha mikro yang terjerat rentenir dengan beban yang mencekik.
Hal itu diungkapkan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto Sumarlan Rabu (11/9). Pihaknya menghimbau agar lembaga keuangan lebih aktif lagi membuka akses keuangan kepada sektor mikro. Pada semester pertama 2019, terlihat fungsi intermediasi bank menurun, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Loan Deposit Ratio (LDR) tercermin hanya 94,80 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 97,33 persen.
Dalam rangka memperluas jangkauan kredit bagi pelaku usaha mikro saat ini juga sudah dikukuhkan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Di wilayah karesidenan Banyumas terdapat 10 LKM yang sudah dikukuhkan. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 47,31 persen menjadi Rp 28,36 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 15,71 Miliar atau sekitar 34,40 persen.
Adapun jasa produk pembiayaan yang dapat diakses oleh masyarakat produktif untuk mendorong pertumbuhan usaha diantaranya, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Mitra Jateng 25, Pembiayaan Ultra Mikro (UMI).
“Umi merupakan layanan pinjaman untuk sektor mikro yang tidak terjangkau oleh Bank, pinjaman maksimal Rp 10 juta,” jelasnya.
Baca Juga:
-
Pasar jadi Sasaran Empuk Rentenir
-
BPR BKK Purwokerto Entaskan 6800 Pedagang dari Rentenir
-
Keluar dari Jeratan Rentenir Harus Dilandasi Tekad Kuat
-
Hadapi Rentenir, Paguyuban Sepakat Bentuk Koperasi Pedagang
Selain itu ada pula Laku Semar atau Layanan Keuangan sebagai upaya memberantas rentenir, dengan plafon kredit mulai Rp 100.000 hingga Rp 300.000. Di kabupaten Banyumas penyaluran Laku Semar mencapai Rp 4,89 miliar dengan nasabah sebanyak 1.851 orang. Sedangkan di Karesidenan Banyumas penyaluran kredit Laku Semar mencapai Rp 12 miliar dengan total nasabah 5000 orang.
Produk yang terakhir ada KCA Prima dari Pegadaian Persero. Dengan pinjaman mulai Rp 50.000 hingga Rp 500.000 tanpa agunan, dengan tenor jangka pendek mulai 1 hari hingga 60 hari, dan biaya administrasi hanya Rp 2000. (sakur)
