Paguyuban PKL Alun Alun Banyumas Gelar Pertunjukan Wayang Kulit Gagrak Banyumasan

BANYUMAS – Sebagai upaya nguti uri  budaya asli Banyumas, Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Parkir Nunut Urip Nang Alun-Alun Banyumas (Nunab) akan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di alun-alun Banyumas, Kamis (11/8/ 2022).

Hal itu diungkapkan Koordinator Paguyuban PKL Nunab Anteng Cahyono Widyadi bersama Dalang Citut Purbocarito serta Pengamat dan Pemerhati Kesenian Kebudayaan Banyumas Imam Arif S. dalam jumpa persnya di Warung  Pedangan Suket Purwokerto.

“Karena hampir selama pandemi Covid 19, kegiatan pentas budaya praktis tidak ada, sehingga ini kesempatan di saat Covid 19 sedang mengalami perbaikan dan gagasan dari para sesepuh Banyumas serta paguyuban PKL Nunab, kita  mau adakan pagelaran wayang kulit,” kata Cahyono yang akrab dipanggil Oyong.

Selain itu, kata Oyong, pagelaran yang diadakan ini dalam rangka memperingati 1 Muharram 1444 H dan HUT Kemerdekaan RI ke 77.

Oyong juga menjelaskan, sebelum pagelaran wayang kulit semalam suntuk digelar, Paguyuban PKL Nunab juga akan mengadakan tasyakuran dengan pemotongan tumpeng dan berbagi bersama anak yatim piatu.

“Sebelum wayang kulit digelar, kami juga akan adakan syukuran atau tumpengan dan membagikan santunan kepada anak yatim piatu,” terang dia.

Sedangkan tampil sebagai Dalang pada pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini yaitu Dalang Citut Purborcarito asal Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Dia menyampaikan bahwa selama ini para dalang di Banyumas kebanyakan masih menggunakan Gagrak dari Wetan (Solo) .

“Padahal Banyumas itu punya Gagrak sendiri yang aslinya mulai dari iringan karawitannya hingga sabetan kembangan. Jadi dalam pagelaran wayang itu saya akan persembahkan Gagrak Banyumas,”ungkapnya.

Sedangkan lakon yang akan dibawakan dalam pagelaran wayang kulit tersebut,  yakni Semar Maneges atau Semar Prigel.

“Intinya pesan moralnya, kebaikan kebaikan kebaikan itu selalu menang dari keburukan jadi tidak ada kejelekkan yang menang dari kebaikan,” imbuh Dalang Citut.

Menanggapi pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang diadakan oleh Paguyuban PKL dan Parkir Nunab, Imam Arif S selaku Pengamat dan Pemerhati Kesenian Kebudayaan Banyumas mengapresiasi kegiatan yang akan dilakukan paguyuban tersebut.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh teman-teman Nunab. Dengan kami sebenarnya sudah bekerja sama dari kemarin. Dua minggu yang lalu, kami juga mengadakan kesenian khas Banyumas. Kalau saya dan kawan-kawan bagaimana melestarikan kesenian tradisional Banyumas yang nyaris punah,” ujar Imam Arif yang juga Ketua KPU Banyumas itu.

Dia juga menambahkan saat ini hampir lebih dari 60 kesenian khas Banyumas yang hampir punah.

Untuk itu, pihaknya juga sudah memunculkan kesenian diantaranya Ujungan, Gondoliyo, Jengglung, Begalan, Aksi muda, dan mocopat babat Pasir Luhir serta ebeg. 

“Termasuk kita dorong wayang yang gagrak Banyumas tulen yang nyari hari ini punah, hanya tinggal satu dua bahkan satu ini pak Dalang Citut Purbocarito,” 

Imam berharap melalui kegiatan pagelaran wayang kulit ini, ia juga ingin mengguggah para politisi dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama melestarikan kesenian dan kebudayaan Banyumas agar terus dapat lestari.

“Kita akan berusaha mengguggah para politisi dan tokoh lainnya  agar kesenian dan kebudayaan Banyumas tetap lestari,” imbuhnya. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !