BANYUMAS – Paramedis, atau tenaga kesehatan masih memiliki kewajiban untuk turun ke lapangan. Meski sudah ada lembaga resmi semacam Puskesmas, pada kenyataannya masih banyak warga yang belum naksimal memanfaatkan lembaga kesehatan milik pemerintah. Hal ini perlu di dorong untuk menumbuhkan kepedulianterhadap kesehatan.
dr Syarif Hadi, Penanggungjawab Klinik Pratama NU Sumpiuh secara tegas menyatakan, di wilayah Banyumas timur, butuh penerapan program Gubernur Jateng berupa konsep rumah sakit tanpa dinding. Dengan konsep ini diharapkan pelayanan petugas medis semakin masif, meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat.
“Jadi kita berupaya selaras dengan program rumah sakit tanpa dinding. Kita juga melakukan pendekatan terhadap masyarakat, harapan kami, warga tidak ada keengganan untuk meningkatkan drajat kesehatannya secara mandiri. Disini diperlukan adanya edukasi,” papar Hadi, disela-sela pengobatan gratis gelaran Klinik Pratama Rawat Inap NU Sumpiuh di Desa Selanegara Sumpiuh, Selasa (21/1)
Hadi menambahkan, cara turun ke bawah semacam bakti sosial semacam ini, sangat dirasakan manfaatnya di kalangan masyarakat. “Rumah sakit tanpa dinding ini, harus ada tindakan dari tenaga ahli dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Tidak hanya memberikan layanan pengobatan saja, namun juga promotif maupun preventif,” tambahnya.
Antusiasme pelayanan bakti sosial dan pegobatan gratis di Sumpiuh cukup tinggi, setidaknya dalam satu hari melayani sekitar 250 pasien, keluhan terbanyak pegel linu, pusing, tensi tinggi, keluhan pencernaan serta melayani khitan dan pelayanan KB.
Jamingun (55) warga Selanegara mengaku beruntung bisa ikut dalam kegiatan pengobatan gratis tersebut. Pasalnya untuk pergi ke fasilitas kesehatan butuh waktu khusus. “Seneng bisa tahu kondisi kesehatan, ga harus jauh jauh. Harapannya, kedepan dokter dan tenagabmedia lebih seringbuntuk datang ke rumah warga, biar terpantau kesehatan warganya,” kata Jamingun. (ook)
