Pasien Sakit Jiwa di RSUD Banyumas Ikuti Terapi Berkebun

BANYUMAS– Memperingati hari kesehatan jiwa sedunia, instalasi yankeswa RSUD Banyumas bekerjasama dengan Paguyuban Peduli Kesehatan Jiwa “Puntadewa” menggelar berbagai kegiatan bagi pasien gangguan jiwa.

Sedikitnya 10 orang pasien jiwa di RSUD Banyumas yang sudah bisa berkomunikasi, mengikuti terapi berkebun, Sabtu (9/10). Terapi tersebut dinilai bermanfaat bagi pasien gangguan jiwa, selain mudah, praktis, kedepan, pasien juga bisa melanjutkan kegiatan tersebut dirumah, sebagai sarana menambah pendapatan.

Kordinator kegiatan yang juga pengurus Puntadewa dr Hilma Paramita mengungkapkan, terapi tersebut agar mereka berdaya, selama ini pasien jiwa terstigmatisasi sehingga jika sudah sembuh sulit cari kerja.

lebih jauh diungkapkan, kenapa terapi berkebun, sifatnya lokal, bisa dimanfaatkan saat pandemi, praktis, menyehatkan jiwa raga, dan menambah pendapatan. Mereka jika sudah sembuh sulit car pekerjaan, ini upaya de stigmatisasi. Bisa diterima di masyarakat.

Tidak dipungkiri, masa pandemi ini penderita gangguan jiwa juga meningkat, peningkatannya hingga 57 persen. “Yang mengalami gangguan jiwa dari segara usia, ada usia anak SD, SMP, hingga Dewasa. Faktornya juga beragam. Pada anak-anak ada pula kasus kecanduan bermain handphode,” terangnya.

Dari 100 kapasitas ruangan di RSUD banyumas saat ini terisi 70 orang atau 70 persen.

Sementara itu dr Basiran mengungkapkan, gangguan jiwa psikotik, adalah orang yang tidak bisa menilai diri sendiri atau lingkungan, sehingga harus dirawat.

Ada tiga hal yang bisa dilakukan, pertama organo biologic, kedua psikoterapi, dan ketiga rehabilitasi. Caranya dilakukan dengan pemberian obat, kejang listrik, psikoterapi, dikaseih terapi.
“Setelah dikasih obat, gejala menurun, merasa nyaman,, lalu rehabisiltasi, yang disesuaikan dengan pasien. sesuai bakat, misal berkebun, dan ketrampilan lain, menggambar. Kegiatan berkebun ini bagian dari rehabilitasi,” terangnya.

Sedangkan gangguan jiwa non psikotik, mereka bisa menilai diri sendiri, gejala yang muncul depresi, khawatir, stress, ketakutan berlebih, dan lainnya

Saat ini banyak yang depresi, karena kehilangan sesuatu yang dicintai yaitu waktu misal untuk jalan-jalan atau beraktivitas lainnya.

Pada situasi normal peningkatan gangguan jiwa hanya 11,6 persen, namun saat ini mencapai 50,7 persen. Depresi yang muncul gejalanya bisa sedang, ringan, dan berat. “Yang depresi ringan ini, yang di pendam saja, biasanya enggan berkonsultasi, atau periksa,” tambahnya.

Semua gangguan jiwa psikotir, itu karena konstitusi kejiwaan rapuh, kalo ada masalah biasanya kambuh.

Kemarin, selain terapi berkebun, pasien tersebut juga diajari bercocok tanam melalui media hidroponik. kegiatan yaang berlangsung sejak pagi diikuti secara antusias. (saw)

 

Beri komentar :
Share Yuk !