Pengembangan IKM Gula Palma, Didorong Berbasis Sistem Informasi Terpadu

PURWOKERTO – Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia, diikuti Filipina dan Kamboja, dimana selain pasar ekspor, pasar dalam negeri dinilai sama-sama menjanjikan.

Rantai pasok gula palma yang cukup panjang, mulai dari penderes/ perajin hingga ekportir mampu menyerap banyak tenaga kerja, yang berarti mengurangi penganguran, yang akan berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menggerakkan perekonomian di daerah.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mendorong industri kecil menengah (IKM) nasional untuk melakukan terobosan.

“Upaya mencari terobosan perlu terus dilakukan, salah satunya melalui pengembangan IKM gula palma berbasis sistem informasi terpadu pada proses bisnis baik internal (vertical integration) maupun eksternal (horisontal integration) di pelaku IKM/ koperasi untuk dapat meningkatkan efesiensi dan kemudahan telusur,” kata Gati di Purwokerto, Jumat (15/11).

Gati memaparkan, gula palma yang berbahan dasar gula kelapa merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekspor tinggi dan terus meningkat, pada 2017 ekspor gula palma mencapai 25 ribu ton dengan nilai 42,6 juta dolar AS. Pada 2018 ekspor gula palma meningkat menjadi 35 ribu ton dengan nilai 52,5 juta dolar AS.

Untuk menjaga pasar utamanya dari negara pesaing, lanjut Gati, maka kualitas gula palma harus diperhatikan dengan baik agar kualitasnya tetap terjamin. Demikian pula dalam proses produksi yang harus efisien dan mudah telusur.

Menurut data yang diterima Kemenperin, jumlah perajin gula terbesar di wilayah Barlingmascakeb mencapai 86.881 pengrajin dimana Kabupaten Banyumas menjadi kabupaten dengan jumlah pengrajin
gula palma terbesar.

Rata-rata perajin dapat memproduksi gula palma sebanyak 4,7 kg/ hari yang berasal dari 16 pohon kelapa.

Untuk itu, Ditjen IKMA menggelar kegiatan ‘Workshop Pengembangan IKM Gula Palma Berbasis Sistem
Informasi Terpadu di Purwokerto’ dengan tujuan untuk mengenalkan transformasi industri 4.0 kepada IKM gula palma dalam rangka meningkatkan daya saing gula palma Indonesia di pasar global utamanya dalam efisiensi dan traceability.

“Kami mengharapkan kegiatan ini dapat memberikan gambaran tentang transformasi industri 4.0 dan IKM gula palma memperoleh informasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang pada era Revolusi Industri 4.0 dan serta bagaimana trend pasar produk pangan di pasar regional dan global,” ujar Gati.

Selain itu, terdapat penyampaian tentang overview proses bisnis dan sistem informasi di IKM gula palma, dalam hal ini adalah KSU Nira Satria, yang akan disampaikan oleh tenaga ahli dari AMIKOM Purwokerto.

Selanjutnya akan ada pembahasan/ masukan dari Tenaga Ahli Industri 4.0 agar diperoleh solusi sistem dan teknologi informasi yang dapat diimplementasikan di IKM gula palma baik pada rantai supply (horizontal integration) maupun unit usaha IKM/ koperasi (vertical integration). (Saw)

Beri komentar :
Share Yuk !