Relawan Bencana, TNI Polri dan BPBD Konvoi Kesiap Siagaan Bencana.

PURWOKERTO – Sedikitnya 40 kendaraan mengikuti konvoi Kesiapsiagaan Bencana, berkeliling kota Purwokerto, Senin (26/4).

Tujuan konvoi tersebut adalah mengingatkan masyarakat tentang arti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2021, seluruh Masyarakat Banyumas diminta ikut serta berperan mengikuti dengan menabuh sirene, kentongan di kediaman masing-masing pada jam 10 pagi.

Kepala pelaksana Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kampanye kesiapsiagaan bencana, dengan tema SIAP UNTUK SELAMAT.

Acara dimulai pukul 09.00 dibuka oleh sekda kabupaten Banyumas Ir Wahyu Budi Saptono Msi diawali dengan mendoakan arwah para syuhada patriot KRI Nanggala 402 yang telah gugur dalam menjalankan tugas negara.

Relawan Bencana, TNI Polri dan BPBD Konvoi Kesiap Siagaan Bencana - Banyumasekspres.id

Eddy Wahono dewan Penasehat Forum Relawan Lintas Organisasi (Fortasi) menyampaikan rasa bangga atas inovasi dari BPBD kabupaten Banyumas untuk mengajak semua elemen dinas dan Perwakilan Relawan se kabupaten Banyumas dalam rangka kampanye keselamatan memperingati hari kesiapsiagaan Bencana. Diharapkan edukasi dapat lebih diterima oleh seluruh masyarakat guna meminimalisir korban bencana

Menurutnya himbauan Kepala BNPB Kegiatan dimaksud adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang arti pentingnya melakukan kesiap siagaan bencana agar masyarakat dapat melakukan 4 langkah dalam kesiapsiagaan bencana :

— Kenali ancaman bencana disekitar kita
— Kurangi resiko bencana sesuai kemampuan kita.
— Tentukan tempat aman yang disepakati disekitar kita.
— Ajak seluruh keluarga melakukan Latihan Evakuasi   mandiri, dari tempat beraktifitas menuju tempat aman yang sudah disepakati.

Wilayah negara Indonesia sangat rawan terhadap ancaman bencana. Jenis kebencanaan dibagi dalam 4 (empat) kluster :

— Kluster bencana geologi dan Vulcanologi berupa Gempa bumi, tsunami, likuifaksi dan letusan gunung berapi.
— Kluster bencana hidrometeorologi kering : Kekeringan , kebakaran hutan serta lahan.
— Kluster bencana hidrometeorologi basah : Banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, gelombang laut ekstrem, abrasi pantai, serta siklon tropis yang baru baru ini terjadi di NTT.
— Bencana non alam : Pandemi, kegagalan teknologi, land subsidence.

“Karena nya upaya pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan harus terus menerus dilaksanakan,” Ujar Eddy Wahono. ( Saw)

Beri komentar :
Share Yuk !