BANYUMAS – Sejumlah santri An Najah Purwokerto mulai merintis program ketahanan pangan mandiri.
Sejak pandemi covid 19 Maret lalu, santri santri memanfaatkan lahan pesantren untuk pertanian. Lahan yang sebelumnya kosong dan hanya tumbuh rumput liar, kini sudah dimanfaatkan lebih produktif.
Nurul Aziz Santri senior sekaligus kordinator mengungkapkan, pengolahan lahan diawali dengan menggemburkan lahan dengan cara membersihkan rumput dan membalik tanah supaya gembur.
Aktifitas pengolahan lahan dilakukan oleh santri putra maupun santri putri. Santri putri, mereka membangun green house dan lebih tertarik untuk mengembangkan tanaman anggrek yang sudah dimulai sejak awal tahun 2020.
Sedangkan santri putra menanam lahan dengan pohon cabe, kangkung, dan terong. Kini tanaman sudah berusia tiga bulan dan sebagian telah bisa dipetik hasilnya.
” Hasil pertanian ini dimanfaatkan sendiri, sedangkan untuk penjualan produk pertanian nantinya bekerjasama dengan koperasi pesantren,” terangnya.
Kegiatan menanam ini akan terus dikembangkan sebagai salah satu life skill bagi para santri, bahkan lantai empat masjid An Najah yang kini masih dalam tahap finishing rencananya akan dibuat green house sebagai pelatihan budidaya tanaman berbasis hidroponik.
Sementara itu Alfian Ihsan selaku pembimbing program tersebut mengungkapkan, program ketahanan pangan hanya salah satu inisiasi program yang dijalankan.
Program lanjutan yang akan dilaksanakan yakni budidaya ikan dan pengembangan olahan makanan yang berbasis dari perikanan.
Menurutnya santri tidak hanya mahir mengaji kitab maupun Al-Qur’an, tetapi santri juga harus hadir dengan memberi solusi.
Apalagi santri An Najah 90 persen merupakan mahasiswa yang sedang menempuh studi di berbagai jurusan.
Salah satu program lain yang tengah disusun yakni, apotek dan klinik yang bisa memberi layanan kesehatan baik bagi santri maupun masyarakat. Program tersebut dicanangkan bersama dengan mahasiswa kedokteran Unsoed yang juga santri di An Najah. (Saw)
