Sembilan Ibu Hamil Meninggal Hingga Oktober 2019

PURWOKERTO-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mencapai sembilan kasus hingga Oktober 2019. Diharapkan angka tersebut tidak bertambah hingga akhir tahun ini.

“Angka kematian ibu pada tahun 2018 terdapat 18 kasus dan menjadi 9 kasus per Oktober 2019,” kata Kepala Dinkes Banyumas, Sadiyanto saat desiminasi hasil kajian Audit Maternal/Neonatal, Selasa (19/11) di Hotel Surya Yudha Purwokerto.

Menurutnya, sebagian besar kematian tersebut dapat dicegah melalui pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus resiko tinggi. Serta dengan pertolongan persalinan yang bersih, aman dan pelayanan rujukan kebidanan / perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan.

Tekan di Bawah 10 Kasus

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein berharap semua pihak harus lebih peduli kepada Ibu Hamil. “Kalo dijawa tengah Pak Gubernur mempunyai Sloga “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” saatnya kita “menteleng” lebih cermat lagi agar kedepan AKI di Banyumas bisa selalu di bawah 10,” katanya.

Menurutnya semua pihak bukan lagi sekedar bekerja dalam koridor SOP, tetapi harus terus berupaya mencapai zero Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Baru lahir (AKB).

“Kita bukan mengingkari kodrat Allah, karena kematian adalah kepastian namun sangt mulyanya kita, apabila dapat menyelamatkan Ibu yang mempunyai resiko tinggi,” katanya.

Ia menambahkan, pada 2014 tercatat AKI sebanyak 33 orang dan di 2015 bisa ditekan sebanyak 29 orang. Angka ini terus turun pada tahun 2016 menjadi 22 orang dan tahun 2017 ada 13 kasus.

“Namun, tahun 2018 naik menjadi 18 kasus karena tidak ada yang memantau karena saya ikut Pilkada. Sekarang 2019 ada 9 kasus, artinya kita semua telah menyelamatkan banyak kematian,” katanya.

Ia berharap, semua pihak dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor – faktor yang mempengaruhi kematian ibu maternal dan perinatal.

“Baik itu mulai lintas sektor juga pengelola program kesehatan ibu dan anak serta pemberi pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer juga masyarakat,” katanya. (amh)

Beri komentar :
Share Yuk !