Tekan Pertumbuhan Bakteri (MRSA) dengan Gel Berbahan Arang Tempurung


Temuan Terbaru Mahasiswa TLM FIKES UMP

PURWOKERTO – Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik (TLM) UMP melakukan inovasi baru dalam upaya menekan pengendalian penyebaran bakteri MRSA. Upaya ini digalakkan melalui Program Kreatvitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang berjudul Formulasi Uji Efektivitas Gel Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dalam Menekan Pertumbuhan Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).

Tim PKM-RE UMP yang beranggotakan tiga orang mahasiwa itu, terdiri dari Siti Rahmah Kamalah (Ketua), Dinya Yogaswari (Anggota) dan Aisyah Sabila Rosyada (Anggota). Mereka didampingi Kurniwan S.Si M,Si selaku dosen pembimbing dari TLM FIKES UMP.

Bakteri Staphylococcus Aureus merupakan bakteri yang tidak membahayakan manusia, biasanya hidup pada hidung, tenggorokan, dan kulit. Namun, ketika pertumbuhannya tidak terkendalikanbakteri ini mampu menyebabkan infeksi pada manusia.

Penyebarannya dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pada awalnya infeksi ini dapat dikendalikan dengan penggunaan antibiotik peninsilin, akan tetapi jika penggunaan dilakukan

terus-menerus selama bertahun-tahun menyebabkan infeksi staphylococcus mengalami keresistenan terhadap antibiotic atau yang disebut dengan Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA).

Munculnya bakteri MRSA ini menyebabkan pengobatan saat ini semakin sulit, terlebih lagi bakteri ini telah menyebar di berbagai rumah sakit, puskesmas, klinik kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini membuat tim PKM-RE dari UMP termotivasi untuk melakukan riset formulasi antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan MRSA dengan menggunakan bahan alam.

Tim PKM-RE melakukan riset ini dengan bahan alami yang kaya akan manfaat tumbuhan, yang dikenal dengan pohon ribuan manfaat yaitu pohon kelapa. Ternyata, setiap bagiannya memiliki

manfaat yang sangat luas seperti halnya bagian tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini seringkali dianggap sebagai limbah pertanian dan siapa sangka ternyata tempurung kelapa dapat

berguna pada bidang kesehatan. Ketika tempurung kelapa diubah menjadi arang, senyawa aktif yang terkandung di dalamnya memiliki manfaat sebagai antimikroba, antioksidan, antiinflamasi dan antiseptik.

Penelitian yang dilakukan oleh tim PKM-RE UMP untuk mencapai formulasi sesuai yang diharapkan dan mereka melakukan beberapa proses dan uji.

Hal pertama yang dilakukan adalah ekstraksi arang tempurung kelapa, dilakukan beberapa tahap seperti penghalusan arang tempurung kelapa, lalu perendaman arang menggunakan alkohol, dan tahapan selanjutnya melakukan rotary evaporasi yang mana sediaan arang menjadi berbentuk pasta.

Tahap kedua, dilakukan analisis senyawa aktif arang tempurung kelapa dengan menggunakan metode GC-MS. Dari hasil inilah dapat diketahui bahwa arang tempurung kelapa memiliki kandungan antiinflamasi dan antimikroba. Tidak sampai di situ saja, tim PKM-RE UMP melakukan pembuatan gel dan penentuan formula yang sesuai menggunakan 3 formulasi untuk di ujikan pada bakteri MRSA. Tiga formulasi gel ini terdiri dari 3%, 6% dan 9% ekstrak tempurung kelapa. Kemudian gel tersebut dilakukan uji stabilitas guna untuk mengetahui bahwa gel ini aman digunakan seperti uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, dan lain-lain.

Tahap ketiga dilakukan uji efektivitas gel terhadap bakteri MRSA untuk memastikan bahwa gel ini efektif dalam menekan pertumbuhan bakteri MRSA. Tim PKM-RE UMP melakukan penanaman bakteri MRSA metode kultur bakteri, setelah itu pertumbuhannya dihambat dengan pengunaan kertas cakram yang sudah diberi gel ekstrak arang, vancomisin, dan DMSO. Hasilnya gel ekstrak

tempurung kelapa mampu menekan pertumbuhan bakteri MRSA. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya zona bening di dalam media yang artinya tidak ada pertumbuhan bakteri di sekitar kertas cakram gel arang tempurung kelapa.

Dari berbagai formulasi yang diujikan terdapat dua kandidat yang paling menjanjikan yaitu formulasi 3% dan 9%. Untuk memastikanya kembali, tim PKM-RE UMP melakukan uji Kembali. Hasil uji menunjukkan bahwa kedua formulasi tersebut dapat menekan pertumbuhan bakteri MRSA. Timp PKM-REW UMP berharap penilitian ini dapat memberikan informasi baru terkait formula obat antiimflamasi yang berperan sebagai kandidat obat untuk menekan pertumbuhan bakteri MRSA. (Via)

Beri komentar :
Share Yuk !