Tengah Hari Redup, Banyumas Dilewati Gerhana Matahari Sebagian

BANYUMAS – Sebanyak 25 kota di Indonesia dilewati gerhana matahari cincin (GMC) hari ini (26/12). Khusus wilayah Jawa, termasuk wilayah Banyumas tidak dilewati gerhana matahari cincin. Namun hanya gerhana matahari sebagian.

Pengamatan Banyumas Ekspres, Rabu (26/12) cuaca di Banyumas pada pukul 12.20 berawan. Matahari sesekali terlihat. Namun suasana siang hari mulai redup.

Berdasarkan pengumuman dari Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Banyumas, menyatakan Banyumas yang berada di garis lintang 7 derajat 28 menit Lintang Selatan dan 109 derajat 10 menit Bujur Timur hanya akan dilewati gerhana matahari sebagian.

Awal gerhana dimulai pada pukul 10.51 dan puncak gerhana matahari pada pukul 12.43 lewat 59 detik. Dan akhir gerhana matahari pada pukul 14.26 .

Pada puncak gerhana, umat muslim di Banyumas juga menggelar salat gerhana di beberapa masjid.

Terpisah, Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadly menyatakan, fenomena langka itu bakal terjadi di seluruh wilayah Indonesia, pada tengah hari. Hanya ada 25 kota di Indonesia yang dilewati gerhana matahari cincin.

Namun, mereka yang berada di luar 25 kota tersebut hanya bisa melihat gerhana matahari dalam bentuk gerhana sebagian. Durasi cincin terlama bisa dilihat di Selat Panjang, Riau. ”Akan terjadi di sana selama 3 menit 38,9 detik,” jelas Sadly kemarin (24/12).

Bagi yang ingin melihat GMC, Sadly mengingatkan mereka untuk tidak menatapnya langsung dengan mata telanjang. ”Itu dilarang. Sinar ultraviolet dari matahari yang tajam dapat mengakibatkan sakit mata sampai kebutaan,” tegasnya.

Jangan pula coba mengakali dengan menggunakan kacamata hitam, film foto, film rontgen, atau alat optik apa pun tanpa filter matahari. Risikonya sama dengan menatapnya dengan mata telanjang.

”Untuk melihat, diharuskan pakai kacamata gerhana. Kalaupun mau pakai film rontgen, harus rangkap lima dan hanya bisa dipakai sebentar,” ungkapnya.

Sadly menjelaskan, GMC merupakan peristiwa ketika matahari, bulan, dan bumi berposisi tepat segaris. Pada saat itu, piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari. Akibatnya, matahari terlihat seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggir. Biasanya, saat fase cincin terjadi, langit meredup menjadi seperti fajar atau senja.

GMC terakhir terjadi di Indonesia pada 26 Januari 2009. GMC diperkirakan datang lagi pada 21Mei 2031 dengan jalur cincin Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Sementara itu, GMC 14 Oktober 2042 bakal melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. (jawapos/tom)

Beri komentar :
Share Yuk !