TMMD Banyumas, Kemanunggalan TNI-Rakyat Bangun Negeri di Atas Awan

BANYUMAS-Warid Partoyo (62) beserta istri, warga Desa Petahunan Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah masih berjalan kaki membawa ramban (pakan ternak) untuk kambingnya. Dipikul dengan memanfaatkan sebatang bambu, menjadi biasa baginya menapaki jalan yang naik-turun selama dua jam perjalanan dari perkebunan ke rumah.

“Capai itu pasti, tapi sekarang ini lebih mudah,” katanya saat bertemu dengan Banyumas Ekspres, Sabtu (11/7) usai pelebaran jalan melalui program TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.

Warga lainnnya, Darsikin bercerita jika sebelumnya jalan dalam kondisi sempit. Lebar hanya satu meter, itu pun jalan tanah. “Tadinya ini hanyalah jalan setapak dengan lebar 1 meter, dan kami gunakan untuk pulang-pergi ke sawah atau kebun dengan jalan kaki, karena belum bisa dilalui sepeda motor,” katanya.

Jalan kecil sepanjang 1,8 km itu amat vital bagi keseharian warga desa setempat. Warga yang hampir 70 persen bekerja sebagai petani dan penderes sangat bergantung pada jalan tersebut.

Saat musim panen raya tiba, jalur tersebut menjadi ramai oleh buruh angkut yang memikul hasil pertanian dari area sawah seluas 95 hektare ke rumah-rumah warga. Bagi para petani, hal tersebut sangat merugikan karena mereka harus mengeluarkan biaya ongkos angkut hasil bumi Rp 15 ribu-20 ribu per karung hanya untuk sekali jalan.

Jika per karung beratnya 50 kg, dan per hektare sawah bisa menghasilkan 2 ton (40 karung) maka ongkos panggul yang harus dikeluarkan antara Rp 600 ribu-800 ribu per hektare. Begitu juga saat petani hendak memupuk lahan, mereka juga memanfaatkan buruh panggul, sehingga ongkos angkut ini begitu besar karena susahnya medan menuju persawahan.

Warga Desa Petahunan membawa pakan ternak dengan dipikul sebelum jalan dibangun.
Warga Desa Petahunan membawa pakan ternak dengan dipikul sebelum jalan dibangun.

Masyarakat Desa Petahunan mulai bisa tersenyum. Setelah mendengar kabar desanya menjadi lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas.

Lima ribu lebih warga yang menghuni Desa seluas 481,5 ha itu menyambut gembira adanya rencana pembangunan jalan rabat beton sepanjang 1.838 m, lebar 3,75 m dan tebal 20 cmm. Serta jembatan panjang 6 m lebat 3 m dan tinggi 3 meter.

Kepala Desa Petahunan, Rohmad Fadli (42) mengatakan, Desa Petahunan memang berada di daerah perbukitan berlatar belakang hutan dan persawahan yang terletak di sebelah barat laut Kota Purwokerto, dan berada di ketinggian 1.200 mdpl.

Dengan latar belakang tersebut, sektor pertanian dan pariwisata menjadi andalan desa setempat. Namun, selama ini terhambat karena sulitnya medan dan akses jalan.

Ia menjelaskan, pembangunan melalui proyek TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas ini berawal dari tahun 2018 lalu, diawali dengan dilakukanya pemetaan jalan. Termasuk tahapan sosialisasi kepada warga. “Alhamdulillah warga merespon dengan sangat baik. Warga juga mengikhlaskan sejengkal lahan untuk pelebaran jalan. Akhirnya bisa dimasukkan untuk TMMD 2020,” katanya.

Antusiasme warga juga terlihat saat mulainya pembangunan jalan tersebut. Dijadwalkan Juli, warga sudah tidak sabar ingin melihat jalan desanya mulus. Hingga sebelum dibuka resmi pada 30 Juni 2020, warga sudah mulai menggarap terlebih dahulu sejak pertengahan Juni 2020.

Sementara dalam pembangunan jalan tersebut, warga dari 29 RT, 5 RW, dan 2 kadus yang ada di Desa petahunan tumpah ruah ikut gotong-royong membangun. “Warga kami jadwalkan dalam 3 shift. Pagi, siang, dan malam untuk bisa bergantian membangun jalan,” katanya.

Tidak hanya lelaki, kaum ibu (emak-emak) juga terlibat aktif. Tidak hanya membantu pembangunan tetapi juga menyiapkan akomodasi seperti makanan dan minuman bagi warga dan anggota satgas TMMD.

Meski dihadapkan pada medan yang terjal ditambah hujan pada awal pembangunan, pengecoran jalan tetap berjalan baik siang maupun malam.

“Lembur malam dilakukan karena cuaca di Petahunan berubah-ubah dan masih seringnya turun hujan di lokasi pengerjaan jalan beton. Untuk itu kami siapkan intsalasi penerangan untuk pengerjaan di malam hari,” katanya.

Warga dan Satgas TMMD Reguler 0701 Banyumas bergotong-royong membangun jalan hingga malam hari.
Warga dan Satgas TMMD Reguler 0701 Banyumas bergotong-royong membangun jalan hingga malam hari.

Selain jalan menjadi becek dan armada pengangkut material sulit mengakses lokasi dropping pengecoran jalan, berhentinya pekerjaan adalah untuk menjaga kualitas cor.

“Kita sudah memulai Pra TMMD jauh-jauh hari yaitu mulai tanggal 15 Juni 2020 lalu untuk mengantisipasi hal ini. Harapannya jelas, target 30 % di semua sasaran fisik sebelum TMMD dibuka,” kata Fadli.

Antusiasme dalam pembangunan ini juga ditunjukkan anggota Satgas TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas. Seperti yang dilakukan Kepala Staf Kodim (Kasdim) 0701 Banyumas, Mayor Inf. Eko Novianto Beslar. Meski mengaku tidak ahli ia juga
Ikut ngecor jalan, untuk memacu semangat warga.

”Saya tidak ahli untuk ngecor jalan, tetapi setidaknya apa yang saya lakukan ini bisa untuk memberi semangat kepada warga dan Satgas TMMD dalam bekerja,” kata Kasdim.

Ada 3 matra TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD Reguler 108 Kodim 0710 Banyumas, yakni dari AD, AL dan AU. Kemudian, juga dari aparatur pemerintah Kabupaten Banyumas serta anggota Polresta Banyumas. Selain mengandalkan satgas, beberapa pihak juga terlibat seperti dari Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0701 Banyumas, dan sejumlah ormas.

Komunitas sepeda di Banyumas sudah bisa menikmati keindahan Curug Nangga dengan mengayuh sepedanya sampai di titik terdekat.
Komunitas sepeda di Banyumas sudah bisa menikmati keindahan Curug Nangga dengan mengayuh sepedanya sampai di titik terdekat.

Buka Potensi Wisata dan Surga Tersembunyi

Komandan Kodim 0701 Banyumas Letkol Inf Candra SE MIPol mengatakan, selain pembangunan jalan dan jembatan, dalam pembangunan fisik pihaknya juga membangun gorong-gorong di tiga titik. Selain itu juga membangun rumah tidak layak huni milik Tarman RT 05 RW 03 bantuan Baznas, rumah milik Tarmin RT 05 RW 03 bantuan UPK PNPM dan rumah milik Sodah RT 04 RW 03 dengan dana desa.

Sedangkan untuk sasaran non fisik, berupa penyuluhan atau sosialisasi terkait bela negara dan wawasan kebangsaan, gemarikan, pencegahan penyebaran Covid-19 , kesehatan ibu dan anak.
Selanjutnya, zakat, penyelesaian peradilan anak, pencegahan tipikor, RPJM Des, penanggulangan hama pertanian, pengelolaan Irigasi dan sampah.

Serta penyuluhan pakan ternak komplit ruminansia, pengawasan keuangan desa dan tata kelola keuangan desa, pencegahan napza, KB-Kes, pola asuh anak, bahaya terorisme dan paham radikalisme, penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik. Selain itu, ada materi keterampilan packing dan pemasaran dari Disperindag Banyumas, pengolahan limbah plastik dari Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVI Kodim Banyumas.

“Pembangunan dilakukan untuk mendorong pariwisata dan pertanian untuk meningkatkan perekonomian di Desa Petahunan serta Kabupaten Banyumas,” katanya.

“Dahulu biaya pengangkutan hasil pertanian Rp 20 ribu per karung, sekarang sudah bisa diangkut dengan Rp 5000. Harapan kami tentu saja agar sasaran-sasaran yang sudah kita buat ini bersama TMMD Sengkuyung dapat dipelihara dan kemudian hari dimanfaatkan semaksimal mungkin”, katanya.

Selain bagi petani, pembangunan jalan juga membuka akses yang sangat mudah untuk bisa sampai ke panorama yang tersembunyi yakni Curug Nangga. Mulai dikenal secara umum pada tahun 2015 melalui media sosial, pesona tujuh tingkat air terjun seperti tangga dengan ketinggian masing-masing air terjun bervariasi mulai 10-20 meter itu sempat redup.

“Wisatawan enggan untuk datang kembali karena lokasinya yang jauh juga akses jalan yang sangat sulit. Namun saya yakin ke depan wisata Curug Nangga akan berkembang. Jalan yang kami bangun akan memudahkan wisatawan untuk bisa parkir kendaraan di depan curug,” katanya.

Dulunya untuk bisa sampai ke Curug Nangga hanya dengan satu akses, yaitu menyusuri jalan batu setapak dari tempat parkir di ujung Dukuh/Desa Petahunan. Berjarak kurang lebih 2 kilometer dalam waktu 20-30 menit.

Sementara sejumlah potensi wisata terpendam yang ada di sekitar jalan beton TMMD itu meliputi, Curug Rinjing, Curug Pengantin, Tuk Pengasinan (mata air asin), petilasan pertapaan Ki Ajar Wirangrong (Brahmana sakti jaman kerajaan Pajajaran), dan juga Makam Eyang Gusti Aji (ulama penyebar agama islam).

Selain itu, terpisah dari sejumlah potensi wisata di jalan TMMD itu, Desa Petahunan juga memiliki lokawisata yang cukup terkenal yaitu Bukit Watu Kumpul.

Penampakan jalan hasil pembangunan TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas dari foto udara.
Penampakan jalan hasil pembangunan TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas dari foto udara.

TMMD Banyumas Mendapat Apresiasi Banyak Pihak

Keberhasilan TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas mendapat apresiasi sejumlah pihak. Baik itu dari pemerintah daerah, anggota DPR RI Sunarna, ormas, dan Wadan Pusterad Mayjen TNI Bambang Ismawan SE MM yang sempat berkunjung ke Desa Petahunan, Selasa (21/7). Serta masyarakat Desa Petahunan yang merasakan langsung dampak pembangunan.

Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan, S.I.P melihat, dalam pelaksanaan kegiatan sudah dapat mencapai sasaran yang diprogramkan. TNI melalui komponen yang ada di wilayah dan masyarakat bersatu padu dan bergotong royong membangun sarana dan prasarana fisik serta non fisik dalam program TMMD tersebut.

“TMMD adalah bentuk kepedulian TNI dalam membangun dan membantu masyarakatnya. Kegiatan ini, adalah permintaan dari masyarakat melalui Pemerintah Daerah bersama TNI dalam rangka membangun desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Sementara Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein mengucapkan terima kasih telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya di Petahunan.

“Saya mewakili masyarakat Petahunan mengucapkan banyak terima kasih atas sumbangsih dan dedikasi kepada bangsa ini melalui masyarakat Petahunan,” ucapnya mengapresiasi.

Menurutnya, TMMD Reguler adalah gotong royong pemulihan krisis ekonomi pandemi covid, serta edukasi bahwa walaupun ada wabah namun pembangunan harus tetap berjalan.

“Sekali lagi saya apresiasi kepada TNI yang telah menjadi motor dalam di tengah pandemi,” tandasnya.

Ketua Pokdarwis Karya Sejahtera Desa Petahunan, Rudianto (42) mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir, Tim Jurnalistik TMMD Reguler juga mempublikasikan secara besar-besaran seluruh potensi wisata di Petahunan, maka sejumlah obyek wisata di Desa Wisata Petahunan mulai menjadi dikenal publik.

Terutama Bukit Watu Kumpul yang akhirnya menjadi lokasi latihan paralayang di Banyumas. “Pengunjung Bukit Watu Kumpul naik menjadi 40 % dari hari-hari sebelumnya.

Mewakili seluruh penjual jasa dan pedagang di Desa Petahunan, saya ucapkan terima kasih telah berusaha membantu pemulihan krisis ekonomi khususnya masyarakat Petahunan di tengah wabah pandemi,” tandasnya. (mas)

Beri komentar :
Share Yuk !