Kepala Perwakilan BI Purwokerto mengunjungi stand UMKM di ajang Karya Kreatif Serayu 2024 di komplek menara teratai Purwokerto Sabtu 20 Juli 2024
PURWOKERTO – Rangkaian kegiatan Karya Kreatif Serayu (KKS) 2024 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Purwokerto telah ditutup pada Minggu, 21 Juli 2024. Puncak rangkaian kegiatan ini diawali dengan agenda Qris Purwokerto Run dan Showcasing berbagai macam produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hari ke-2. Event ini sukses menjadi ajang pemasaran produk bagi banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Banyumas serta ajang edukasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) bagi masyarakat.
Event hari ke-2 ini dibuka dengan rangkaian QRIS Purwokerto Run dengan dua macam kategori jarak yaitu 5K dan 10K. Setelah menyelesaikan rute berlari tersebut, para peserta dapat menilik berbagai macam produk yang ditawarkan melalui ajang showcase UMKM.
Melalui event yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Purwokerto, Karya Kreatif Serayu (KKS) 2024 dapat dimanfaatkan dengan menjajakan berbagai macam produk unggulan para pelaku usaha. Kategori produk yang dapat ditawarkan sangat beragam, mulai dari inovasi makanan dan minuman, aksesoris, fashion, dan juga berbagai kerajinan tangan. Pengusaha lokal yang andil dalam kegiatan ini berasal dari wilayah Banyumas Raya yang meliputi Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Untuk mendapatkan kesempatan menjajakan produknya dalam event ini, para pelaku UMKM harus mendaftarkan diri terlebih dahulu. Kemudian Bank Indonesia akan melakukan proses kurasi sampai terpilih 100 mitra yang akan menempati stand showcase UMKM selama dua hari di pelataran Menara Teratai. Salah satu UMKM yang terpilih adalah pengusaha jam tangan kayu Indonesia asal Purbalingga.
“Stand nya disediakan gratis oleh Bank Indonesia, tapi sebelumnya ada proses kurasi dulu,” terang Febri Arus Utami.
Febri menjelaskan usaha jam tangan kayu buatannya sudah berdiri sejak tahun 2017 dengan nama Halba Indonesia. Namun, sejauh ini pemasarannya hanya melalui platform online seperti shopee, tokopedia, dan juga instagram mereka. Dengan kualitas dan design yang menawan, harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Satu unit jam tangan dihargai mulai dari Rp 400.000 untuk yang mix kulit, dan Rp 800.000 untuk yang sepenuhnya terbuat dari kayu, tetapi melalui event ini mereka memberikan potongan harga hingga 50%. “Untuk penjualan kemarin laku 12 pcs, dan hari ini baru kejual 6 pcs,” jawab Febri mengenai perkiraan omzet penjualan di event KKS sejauh ini.
Berbeda dengan pengusaha inovasi jam tangan kayu, Afifah merupakan pemilik UMKM kering kentang yang sudah berdiri selama tiga tahun. Usaha kering kentang yang dinamai Zaya Food ini menyediakan berbagai varian rasa yaitu balado, balado teri, balado kacang, dan original. Walaupun juga belum memiliki toko offline sendiri, Afifah menjualkan produknya dengan menyalurkannya ke beberapa tempat lain. “Untuk sekarang belum ada toko offlinenya, tapi kita distribusi ke beberapa tempat di Purbalingga dan Purwokerto. Di Purbalingga toko besarnya ada di Selina. Kalau di Purwokerto ada di Rita, aroma, pasundan, dan beberapa toko kecil lain,” jelas Afifah.
Untuk Zaya Food sendiri Afifah memperkirakan penghasilan penjualan keripik kentang mencapai satu juta rupiah dalam dua hari. “Event ini kan dari hari sabtu sampai minggu, paling omset untuk dua hari sekitar 1 juta.” Pada hari terakhir pagelaran program Bank Indonesia untuk meningkatkan peluang UMKM lokal menuju kancah global, berbagai stand yang berpartisipasi bisa mendapat eksposur lebih luas dengan kehadiran lebih dari 3000 peserta QRIS Purwokerto Run.
Deputi Kepala Perwakilan BI Purwokerto Christoveny mengungkapkan, Karya Kreatif Serayu 2024 tidak hanya menjadi platform untuk mempromosikan UMKM, tetapi juga menjadi wadah untuk mendukung berbagai program strategis, termasuk ketahanan pangan, stabilitas harga pangan, dan pengendalian inflasi.
Karya Kreatif Serayu 2024 memberikan harapan besar bagi sejumlah pelaku UMKM lokal untuk dapat memperkenalkan produk mereka kepada khalayak. Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi untuk berkunjung pada event ini memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi kreatif melalui UMKM.
“Sinergi ini diharapkan dapat terus berlanjut untuk mendukung program ketahanan pangan, stabilitas harga pangan, dan pengendalian inflasi di Karesidenan Banyumas,” ungkap Christoveny. (Rizka, Nasywa, Melati)