Banyumas Bisa jadi Sentra Produksi Sangkar Burung Berkelas

BANYUMAS EKSPRES  – Banyumas bisa menjadi sentra produksi sangkar burung berkelas  berbahan paralon bekas. Bukan hanya memenuhi permintaan pasar lokal, namun nasional dan internasional.

Hal ini tak hanya isapan jempol.  Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Dinkop UMKM Jateng di Banyumas berusaha mewujudkan hal tesebut secara nyata.

Langkah yang diambil berupa memberikan kursus singkat tentang pembuatan sangkar burung dari paralon bekas, dengan mendatangkan narasumber yang sudah berkompeten di bidangnya. Tak hanya teknis pembuatan namun juga tips bagaimana menjual hasil karya hingga mancanegara.

Konsultan Pembiayaan PLUT Jateng Supratigno mengatakan, Banyumas sudah memiliki sentra pembuatan sangkar burung berbahan bambu dan kayu. Itu merupakan modal yang sebenarnya sudah luar biasa dimiliki Banyumas. Hanya saja selama ini masih kurang berinovasi dengan bahan baku lain yang murah, namun memiliki nilai dan kelas yang berbeda.

“Melihat potensi yang ada, kami berusaha memberikan pendampingan agar perajin ini memiliki inovasi, agar memiliki nilai ekonomis tinggi,” kata Supratigno disela-sela pelatihan singkat di Cor Hotel Purwokerto, kemrin.

Selama ini paralon bekas hanya menjadi barang bekas yang tak memiliki nilai lebih. Dengan pelatihan tersebut, diharapkan sebanyak 50 peserta nantinya terbuka wawasan dan pengetahuannya, sehingga mendapat nilai lebih.

Dipasaran Sampai Rp 550 Ribu

Supratigno menyebut, harga dari sangkar burung berbahan paralon ini bisa mencapai Rp 550.000, tergantung besar kecil ukurannya, padahal bahannya hanya limbah tak terpakai. “Tak hanya sangkar, hiasan sangkarnya pun bisa dijual terpisah. Harganya pun cukuplumayan di pasaran,” sebutnya.

Meski fokus pada pelatihan limbah paralon, ia juga berharap peserta mampu memodifikasi barang atau bahan yang sudah ada. Misalnya kayu atau bambu sekalipun.

“Jadi yang penting perajin di Banyumas memiliki keahlianberinovasi, dan mendapat inspirasi dari pelatihan ini. Semoga dari acara semacam ini banyak nilai lebih yangbisa diserap peserta. Bukan sekedar teknis pembuatan, namun persoalan manajemen pemasaran pun dapat dikuasai,” harapnya.

Sementara Eko S Muryanto praktisi atau pembicara dari rumah produksi Eank Solo yang spesial produksi sangkar akuarium dari limbah paralon dan akrilik ini mengatakan, dirinya yakin Banyumas memiliki potensi. Hal ini bisa dilihat dari antusiasme peserta, serta kondisi limbah paralon cukup banyak di Banyumas.

Gunakan Bahan Limbah

Ia menceritakan, awal mula’bermain’ limbah paralon ini, adanya keluhan dari pecinta, penghobi dan kolektor burung yang kandanya mudah rusak, patah, berjamur, mudahdi grogoti tikus, sehingga banyak pemilik burung merugi.

Ia berkeinginan untuk menjawab permintaan pasar, dan membuat sesuatu yang berbeda, tahun 2014 dengan melihat banyaknya paralon di pengepul rongsok hanya teronggok tak berguna timbullah ide tersebut. “Menjawab permintaan pasar, dari yang murah meriah kita gunakan keahlian membuat sangkar dari paralon ini,” kata Eko.

Dalam penjelasannya dalam membuat sangkar tersebut bahan yang digunakan berupa paralon bekas, diameternya disesuaikan dengan keinginan, jeruji argon alumunium, serta akrilik yang juga disesuaikan dengan lebar sangkar.

Ia membenarkan jika biaya produksi untuk membuat sangkar burung pleci atau burung kacamata, hanya sekitar Rp80 ribu saja. Namun untuk harga jualnya untuk pasaran lokal sekitar Rp550 ribu, sedangkan untuk luar negeri, misalnya Singapore Rp1.080.000.

Ia berpendapat, jika ingin berbisnis para pengrajin ini harus memiliki target pasar. Sangkar burung yang ia produksi bkan hanya sebatas menjadi tempat burungsaja, namun bisa diaplikasikan sebagai hiasan, kap lampu, dekorasi, alat hantaran dan sebagainya. “Intinya segmen pasar ini harus jelas,” katanya.

Selain teknis pembuatan karya, ilmu tentang proses jual beli juga ia berikan, termasuk bagaimana cara on line mencari konsumen, cara posting, cara transaksi dengan konsumen di luar negeri dan sebagainya. (ook)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar