Embun Beku Mulai Selimuti Dieng

BANJARNEGARA – Dataran Tinggi Dieng kembali diselimuti embun beku (frost), Rabu (19/6) pagi. Selang sehari sebelumnya, pada Senin (17/6) frost atau masyarakat setempat menyebutnya bun upas juga turun di wilayah tersebut.

Kepala Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Slamet Budiono mengatakan bun upas diperkirakan sering terjadi pada musim kemarau ini.

“Kalau ilmu titen orang tua zaman dulu, kalau tahun ganjil, tahun 2019 kan tahun ganjil, akan kemarau panjang dan sering turun bun upas,” kata dia. Kemarau panjang ini biasanya ditandai dengan cuaca yang lebih dingin dan bun upas terjadi lebih awal.

Menurut, dia puncak bun upas ini kemungkinan akan terjadi pada bulan ke delapan. “Kalau saat ini baru permulaan. Bun upas di bulan Juni ini baru awal, paling dingin dan bun upas paling tebal kemungkinan saat Agustus,” jelasnya.

Dia mengatakan fenomena bun upas yang terjadi saat ini belum mencapai puncaknya. Sehingga dampaknya belum terlalu besar. “Kalau tanaman kentang yang di atas 30 centimeter belum mati. Yang sudah terkena dampaknya terutama rumput yang sudah mulai mengering karena daunnya terlapisi bun upas,” jelasnya.

Pelaku usaha home stay di Dieng Digda Subagyo mengatakan fenomena bun upas meningkatkan kunjungan wisatawan ke Dieng.

“Kalau dilihat dari sisi pariwisata, bun upas menguntungkan. Sebab banyak wisatawan yang datang dan menginap untuk melihat hamparan es,” paparnya.

Menurut dia, banyak wisatawan yang datang untuk melihat fenomena yang mirip hamparan salju ini. “Mereka datang menginap agar pagi harinya bisa melihat hamparan es. Dari pada ke luar negeri, banyak wisatawan yang lebih memilih datang ke Dieng,” lanjutnya. (drn/)

 

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar