Fasilitas Loading BBM Resmi Diluncurkan

BANYUMAS EKSPRES – Pertamina terus berupaya melakukan pengembangan bisnis kilang dengan meningkatkan kapasitas loading dan unloading Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK).

Revitalisasi fsilitas distribusi ini sebagai upaya menjamin kelancaran distribusi produk BBM dan BBK sekaligus berdampak positif pada penghematan.

Hal itu disampaikan General Manager Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Djoko Priyono saat meresmikan fasilitas loading dan unloading secara simultan produk BBM dan BBK di Gedung Patra Graha, Senin (22/4).

“Ini sebagai wujud program nawacita Presiden Republik Indonesia tentang kedaulatan energi Indonesia,” kata GM Pertamina RU IV.

Dijelaskan, pengembangan adalah berupa improvement terhadap produk Premium dan Pertamax, avtur, solar dan MFO. Dengan adanya improvement ini kegiatan transfer Premium dan Pertamax ke TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Lomanis yang sebelumnya dilakukan secara bergantian saat ini sudah dapat dilakukan secara bersamaan atau simultan.

“Kemudian, improvement ini membuat kegiatan transfer Avtur ke TBBM Sleko & kapal dan unloading Kerosene dapat dilakukan secara simultan atau bersamaan. Kegiatan transfer solar ke TBBM Lomanis dan loading ke kapal sudah dapat dilakukan secara simultan,” jelasnya.

Termasuk, lanjut dia, mempermudah kegiatan loading MFO dan unloading MBC (Minyak Bakar Cepu) atau Low Sulfur Waxy Residu (LSWR) secara bersamaan, sehingga loading dan blending MFO dapat dilakukan secara bersamaan dengan unlaoding MBC/ LSWR.

Djoko menarangkan, fasilitas loading/unloading BBM dan BBK Simultan ini diyakini semakin meningkatkan efisiensi karena memotong waktu antrian, penghematan biaya sewa kapal, dan proses delivery yang lebih cepat.

Jika sebelumnya proses loading dan unloading dilakukan secara bergantian antara jalur pipa dan kapal saat ini bisa dilakukan secara paralel melalui kapal mapun pipa.

“Dampaknya, penghematan sewa kapan 159 juta USD per tahun. Sedangkan potensi kenaikan margin karena kenaikan kapasitas pengolahan naik 3,6 juta USD per bulan,” terangnya.

Disamping itu, dia menambahkan, untuk menurunkan Occupancy Jetty Area 70 yang tinggi yakni 82,5%, RU IV juga melakukan improvment berupa modifikasi dan penambahan fasilitas loading solar di Crude Island Berth (CIB I).

Sementara itu GM Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Tengah Tengku Fernanda mengatakan peningkatan fasilitas loading BBM simultan ini mendukung produk BBM yang lebih berkualitas.

“Upaya ini juga menjadi bentuk kesiapan Pertamina menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2019 dengan perkiraan kenaikan kebutuhan BBM hingga 25 persen,” kata Tengku Fernanda.

Dikatakan, konsumen di wilayah MOR IV Jawa Tengah saat ini semakin sadar kualitas produk Pertamina terbukti dengan penjualan Pertamax mencapai 1.800 kiloliter per hari dan Pertalite 9.500 kiloliter per hari.

“Data ini berkisar 90 persen dari produk gasoline. Sedangkan pengguna Premium semakin menurun dan saat ini berkisar 10 persen,” bebernya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar