Harga Bawang Putih Meroket, Pemerintah Gelar Operasi Pasar

BANYUMAS EKSPRES  – Dalam sebulan terakhir harga komoditas bawang putih di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Cilacap terus meroket. Kondisi ini membuat Kementrian Perdagangan Republik Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Cilacap turun tangan dengan menggelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisonal, Selasa (23/4).

Pantauan Banyumas Ekspres di sejumlah pasar tradisional yang berada di Cilacap Kota yakni Pasar Sidodadi, Pasar Gede dan Pasar Tanjungsari harga bawang merah antara Rp 33.000-Rp 35.000 per kilogram, sementara bawang putih apel antara Rp 43.000-Rp 44.000 ribu per kilogram. Sedangkan bawag putih kating antara Rp 52.000-Rp.53.000.

Padahal, satu bulan sebelumnya harga bawang putih apel Rp 25.000 per kilogram dan bawang putih kating Rp 40.000 per kilogram.

Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Cilacap, Rochman mengatakan operasi pasar bawang putih ini mendasari surat Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting pada Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 18 April 2019.

“Operasi pasar bawang putih ini diselenggarakan dalam rangka stabilitas harga bawang putih di tingkat konsumen, agar harga di konsumen tetap terjaga pada harga yang rasional, yaitu berkisar Rp 30.000. Sementara dipasaran saat ini untuk jenis apel bisa mencapai Rp 40.000 sedangkan bawang kating mencapai Rp 50.000 per kilogram,” katanya disela-sela operasi pasar bawang putih di pasar Sidodadi, Selasa (23/4).

Disebutkan, operasi pasar bawang putih kali ini mengalokasikan sedikitnya 5 ton bawang jenis shin chung alias honan atau bawang apel. Dari kuota bawang tersebut, tiga ton diantaranya untuk Pasar Sakalputung dan sisanya dibagi ke Pasar Tanjungsari dan Pasar Gede.

“Operasi pasar bawang putih ini digelar selama seminggu, selanjutnya akan dievaluasi,” bebernya kepada Banyumas Ekspres

Kepala Pasar Sidadadi, Sadimun, idealnya untuk dapat menstabilkan harga bawang putih khususnya di pasar yang dikelolanya minimal dijatah 25 ton. Dengan kuota sebanyak itu dipastikan lebih berdampak positif untuk menstabilkan harganya.

“Alokasi tiga ton masih belum banyak berpengaruh karena tidak semua pedagang mendapatkan jatah, Bahkan , pelaksanaan Operasi Pasar itu berlangsung sangat cepat karena diserbu pembeli,” ujarnya.

Ia berharap operasi pasar harus digelar berkesinambungan agar komoditas bawang putih dapat ditekan harganya.

Sadimun memperkirakan, tak hanya bawang putih, harga komoditas sembako lain akan ikut merangkak menyusul datangnya bulan Ramadan yang biasanya dibarengi dengan meningkatnya permintaan konsumen. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar