Haul Bani Ali Dikrama Sidareja Dihadiri Keturunan dari Berbagai Wilayah

Mengenal silsilah keluarga sangat bermanfaat bagi setiap generasi, selain menguatkan persaudaraan juga dapat menanamkan nilai-nilai luhur keluarga. Itulah mengapa Haul menjadi tradisi yang perlu dijaga.

Hujan mengiringi acara Haul Ali Dikrama di Desa Nusadadi Kecamatan Sidareja. Sedikitnya 150 orang yang berasal dari kecamatan Cipari, Sidareja dan Sindangjaya Jawa Barat, mulai berdatangan sejak pagi. Tamu yang datang bisa dibilang baru sebagian. Sebab ada yang belum ikut datang yakni dari Adipala Cilacap, Bojonegoro Jawa Timur dan Mesuji Lampung.

Tamu yang datang bukan untuk menghadiri acara hajatan, tetapi haul atau memperingati wafatnya Ali Dikrama yang merupakan tetua nenek moyang. Selain membawa uborampai kue, tamu yang hadir juga mengajak anak2 maupun menantu.

Acara haul dilaksanakan setiap setahun sekali, setiap momen tersebut silsilah baru selalu di tambah atau di up date.

Agus Abdullah ketua Panitia mengatakan, inti acara haul adalah ” ndongeng” atau menceritakan sejarah dan ” ndongakna” atau mengirim doa bagi leluhur. Sebelum dimulai acara yang diisi dengan sambutan 2 dan pengajian, biasanya acara diawali dengan ziarah kubur secara bersama2.

Ali Dikrama sendiri berasal dari Kutowinangun Kebumen, pada tahun 1901 melakukan hijrah Babad Alas ke wilayah Cilacap Barat. Dari dua orang istrinya kemudian melahirkan anak cucu yang sampai saat ini masih terjaga persaudaraan nya dengan erat.

Menurut Agus sosok Ali Dikrama bukan berasal dari kalangan ningrat atau keraton, tapi dari kalangan rakyat jelata.” Jika keturunan ningrat pasti hijrahnya ke timur wilayah Jogja atau Solo, ” ujarnya.

Meski demikian ia adalah sosok yang senantiasa mau menjalani laku prihatin, senantiasa mampu menjaga mulut dari perkataan buruk dan senang memberi makan.

Dari putra putrinya kini melahirkan banyak ulama meskipun hanya kiyai kampung, tetapi setidaknya menjadi pemuka agama di wilayahnya.

Beberapa keturunan Ali Dikrama yang menjadi kiyai diantaranya, K Mujib Kedungwringin, K Harun Rejasari, KH Saefudin Gambar Jawa Barat, KH Khodari Karangjambu Majenang, K Bahrudin Sindangsari Lakbok Jawa Barat, K Khudori Nusadadi Sidareja, K Muhammad dukuh sawah Cipari, K Saefudin Mesuji Lampung.

Sementara itu KH Khojin asal Sindangsari Ciamis yang diundang untuk memberi tausiah mengungkapkan, persaudaraan yang tidak akan putus adalah persaudaraan karena Alloh. ” Inilah persaudaraan yang dilandasi kasih sayang karena Alloh,’ terangnya.

Jika ada perkumpulan atau majelis yang didalam ada orang yang berdzikir, bersalawat maka itu ibarat taman surga.
Dalam kesempatan tersebut iya juga berpesan agar Bani Ali Dikrama untuk senantiasa mampu menjaga nilai2 yang sudah ada dan melanjutkan perjuangan menegakkan agama Rohmatan lil’alamin. (Sakur Abdul Wahid)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar