SEMARANG – Sejumlah komoditas pertanian di Jawa Tengah sukses merambah pasar Eropa. Beberapa di antaranya adalah beras merah dan kopi robusta asli Temanggung.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, saat ini komoditas pertanian di wilayahnya mulai digemari masyarakat benua biru. Tapi, masih ada faktor yang membuat pemasarannya kurang optimal.
“Hasil pertanian kita sebenarnya sudah ekspor ke beberapa negara di Eropa. Ada produk unggulan beras merah dan kopi robusta dari Temanggung, tetapi permasalahannya kita masih mengekspor bahan mentah, sehingga nilai tambahnya masih kurang. Maka kita dorong bagaimana mengolah hasil pertanian ini,” katanya saat menerima kunjungan kerja Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI di ruang kerjanya, Kamis (14/2).
Wagub yang sering disapa Gus Yasin ini mengatakan, masih ada beberapa komoditas pertanian unggulan yang dimiliki Jateng. Seperti tebu, tembakau, kopi robusta, kopi arabika, cengkeh, karet, kelapa, dan kedelai.
“Kedelai Grobogan pernah diuji dengan kedelai Amerika, ternyata lebih baik produk lokal kami. Edukasi kepada masyarakat untuk mengembangkan kedelai perlu terus didorong karena belum banyak yang terjun di pertanian kedelai. Padahal di Indonesia setiap rumah tangga pasti mengonsumsi tempe,” imbuhnya.
Dengan potensi pertanian yang luar biasa, Pemprov Jateng berupaya memberikan layanan yang memudahkan petani untuk memajukan sektor pertanian mereka. Seperti layanan kartu tani yang memuat database pertanian.
Lengkap, mulai dari kapan mereka menanam benih, membeli pupuk bersubsidi, komoditas dan luas lahan. Data tersebut digunakan untuk memprediksi waktu panen, sehingga pemerintah dapat membantu mengatur distribusi hasil panen ke daerah-daerah yang membutuhkan secara tepat sasaran dan harga yang menguntungkan. Sehingga, bisa jadi modal untuk antisipasi inflasi.
“Kita meluncurkan kartu tani yang saat ini diadopsi oleh pemerintah pusat dan diterapkan di beberapa provinsi meskipun belum menyeluruh, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan NTT,” jelasnya.
Selain itu, Bank Jateng juga meluncurkan program kredit Mitra Jateng 25 yang persyaratannya mudah dan terjangkau bagi petani. Diharapkan mereka tidak lagi terbelit hutang dengan rentenir. “Kita dorong Bank Jateng untuk memberikan modal bunga ringan. Kita punya Mitra Jateng 25 yang tanpa agunan dan bunganya hanya 7 persen,” tambahnya.
Pemprov Jateng juga mendorong agar hasil pertanian dapat diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan, sehingga dapat mendongkrak harga jual komoditas dari petani. Semisal, pengolahan cabai bubuk dapat menyiasati persoalan cabai yang mudah busuk jika tidak segera dipasarkan.
Komitmen Pemprov Jateng untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani juga sejalan dengan fokus KEIN RI dalam memajukan agroindustri. Serta meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, sebagaimana ditegaskan ketua tim kunjungan kerja sekaligus Anggota Pokja Pangan KEIN RI, Pariaman Sinaga.
“Fokus kami adalah bagaimana agar agroindustri berdasarkan komoditas unggulan di daerahnya. Bagaimana agar nilai tambah bisa benar-benar dirasakan masyarakat,” tuturnya. (JPC)