Legitnya Jenang Jaket Khas Banyumas

banyumasekspres.com – Selain getuk Sokaraja, Jenang ketan merupakan salah satu makanan khas Banyumas yang masih banyak dicari. Rasanya yang lembut dan manis akan membuat pelanggan ketagihan.

Walaupun termasuk makanan tradisional, jenang ketan tetap memiliki tempat tersendiri bagi para penikmatnya. Salah satu tempat yang masih menjual jenang ketan asli ialah Toko Jenang Ketan “Jaket” Pertama, yang beralamat di Kelurahan Mersi, Purwokerto.

Menurut pemiliknya, Nafsiah (51), jenang ini telah ada sejak tahun 1980. Jenang ketan “Jaket” Pertama didirikan oleh Almarhum Suharjo. Dalam satu hari toko ini dapat menjual kurang lebih 300 bungkus dan saat hari libur bisa meningkat menjadi 1000 bungkus per hari.

“Kami masih menggunakan resep asli. Cara pembuatannya pun masih tradisional,” ujarnya.

Nafsiah menjelaskan, jenang ketan terbuat dari beras ketan putih yang dicuci kemudian direndam selama satu malam lalu ditiriskan dan dihaluskan menjadi tepung. Selanjutnya tepung dicampur dengan menggunakan santan kelapa dan gula merah yang telah dimasak sebelumnya. Selanjutnya, jenang diaduk selama 3-4 jam di atas api sedang yang terbuat dari arang hingga matang. Jenang lalu diangin-anginkan di atas tampah sampai dingin baru kemudian dipotong dan dikemas.

“Kami pakai arang agar rasanya tetap enak, berbeda dengan menggunakan kompor gas ataupun batu bara. Jenang ini bisa bertahan selama 5-7 hari sejak pengemasan,” tandasnya.

Menurutnya, setiap satu kali masak bisa menghasilkan 6 tampah jenang ketan matang yang dibagi menjadi 400 bungkus. Toko Jenang Ketan “Jaket” Pertama ini juga menerima banyak kunjungan dari tur-tur sekolah maupun orang-orang yang mampir setelah berwisata.

Ida (45), salah satu pelanggan tetap jenang “Jaket” Pertama mengatakan, jenang di sini rasanya enak dan ia selalu membeli sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke luar kota. Sedangkan menurut Karyanto (51) ia akan membeli jenang ketan saat ada saudara dari luar daerah yang datang berkunjung.”Kami tidak menyebarkan toko ini secara online tetapi dari mulut-ke mulut, ada juga pembeli yang memfoto lalu memasukkannya di media sosial” tambah Nafsiah.

Dikatakan Nafsiah, pihaknya ingin membuka cabang toko tetapi tetap mempertahankan toko yang lama karena telah menjadi ikon asli jenang ketan di Kota Purwokerto. Dahulu, tokonya memiliki 60 orang pekerja tetapi kini tinggal tersisa 20 orang. Selain itu juga banyak toko-toko lain yang mulai menjual jenang ketan.

Dijelaskan Nafsiah, tokonya buka setiap hari mulai pukul 7 pagi sampai 9 malam. Selain menjual jenang ketan original, toko tersebut juga menyediakan jenang ketan wijen, keripik tempe, dan wajik kletik. Ada pula makanan-makanan lain yang dititipkan oleh warga untuk dijual kembali. Dalam satu bungkus jenang ketan original yang berisi 16 potong jenang dibanderol dengan harga Rp 14 ribu. Sedangkan jenang ketan wijen harganya Rp 16 ribu. “Sangat terjangkau dan cocok diberikan kepada sanak saudara sebagai oleh-oleh,” pungkasnya. (ita)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar