Masyarakat Diminta Tenang dan Tidak Terprovokasi Perusakan Masjid

PURWOKERTO- Bupati Banyumas Achmad Husein langsung mengumpulkan tokoh agama dan masyarakat, Kamis (21/3) sore. Ini untuk menyikapi perusakan fasilitas dan tempat ibadah di Desa Buniayu, Kecamatan Tambak. Bupati Banyumas menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi serta menyerahkan semua proses penyidikan kepada polisi.

“Ide mengumpulkan tokoh-tokoh agama seperti dari MUI, NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, dan Kemenag supaya bisa mengantisipasi agar tidak terjadi huru-hara. Misalkan sudah ditemukan tersangkanya agar diadili secara proporsional, misalkan belum ditemukan maka ayo kita coba menemukan petunjuk dan saling bekerja sama dengan baik antar seluruh komponen agama di Banyumas,” terang Achmad Husein.

Dia menambahkan agar para tokoh NU dan Muhammadiyah di Desa Buniayu mengajak masyarakat untuk tidak terpancing. Kejadian tersebut masih dalam proses penyidikan dan untuk hasilnya pihaknya menyerahkan kepada pihak yang berwajib. “Kapolres dan Dandim masih disana untuk mencari tahu pelaku pengrusakan,” imbuhnya.

Ketua Umum MUI kabupaten Banyumas KHChariri Shofa mengaku prihatin atas perusakan tempat ibadah yang terjadi di Desa Buniayu. Dia menyambut baik ide Bupati Banyumas untuk mengumpulakan tokoh-tokoh agama dan masyarakat. Menurutnya hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak berlanjut semakin memanas, karena ini situasinya sudah mendekati pilres pemilu.

“Meskipun yang dirusak adalah tempat ibadah umat Islam dan kitab suci umat Islam, tolong kepada seluruh masyarakat Islam jangan terpancing dan terprovokasi. Serahkan kepada yang berwajib dalam menentukan langkah-langkah agar hasilnya proporsional,” tuturnya.

Ika Supriatin Plt Camat Tambak menjelaskan kronologi terjadinya pengrusakan tersebut terjadi pukul 03.00 pagi. Masyarakat RT 5 RW 3 sekitar komplek tempat tinggal KH Ahmad Daelami Yusuf pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Falah mendengar suara dag-dog dag-dog di sekitar rumahnya namun tidak berani keluar. Kemudian warga lainnya Bu Mahmud mendengar suara gemrenseng seperti banyak orang dan sempat keluar kemudian melihat bayangan hitam membawa senjata tajam.

“Kemudian disalah satu rumah masyarakat orang-orang tersebut memotong sekitar 25 pohon di sebelah pekarangan KH.Ahmad Daelami. Pohon albasia, jati, durian, dan satu buah pohon pisang, untuk pohon albasia masih kecil dan dipotong habis,” ucapnya.

Selanjutnya Ika bercerita ada pohon warga lainnya yang dipotong. Selain itu dilokasi berbeda di RT 5 RW 2 sekitar jam 04.20 salah satu santri mendapati masjid sudah dalam keadaan yang berantakan.

“Saat itu hendak adzan subuh dan sudah mendapati Kipas angin, karpet berantakan, mimbar ada tanah dan sandal bekas,” katanya.

Tidak hanya itu, lokasi lainnya di TPQ Sunan Kalijaga dikatakan Ika juga kondisinya berantakan, kondisi lampu dicopot, Al- Quran berserakan dibawah. “Didalam sumur ditemukan Al-Quran, Juz Amma, kitab-kitab, dan tikar,” ucapnya.

Selain tempat ibadah dan pekarangan, rumah warga Desa Buniayu juga turut dirusak. Ika menyebutkan pelaku pengrusakan diperkirakan lebih dari satu orang.

“Rumahnya pak Abdul Majid yang merupakan imam masjid mendengar suara keras derrr, tidak berani keluar karena mengira kejadian alam kemudian mendengar suara derr lagi lalu keluar dan ditemukan keramik depan rumahnya sudah pecah dilempar batu,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut Imam Hidayat, Kepala Kantor Kemenag kabupaten Banyumas menawarkan beberapa opsi terkait kejadian di Desa Buniayu. Disamping itu pihaknya juga meminta masyarakat agar tetap tenang.

“Untuk mengantisipasi dan berjaga-jaga ditempatkan petugas piket ditempat-tempat ibadah hingga keadaan menjadi kondusif,” pungkasnya. (aam)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar