Merayakan Kegagalan Cinta di Hari Valentine

PURWOKERTO – Tak hari jadian dengan kekasih yang patut dirayakan. Putus cinta pun bisa dirayakan. Ini yaang dilakukan oleh beberapa orang di Purwokerto pada hari valentine. Caranya dengan memamerkan barang pemberian sang mantan. Ada 30 barang pemberian mantan pacar yang dipamerkan.

Pameran barang pemberian mantan kekasih ini digelar selama tiga hari. Mulai Kamis (14/2) hingga Sabtu (16/2). Perayaan ini dinalai Fallentine yang bermakna mengingat hari kejatuhan atau kegagalan menjalin cinta. Dalam hal ini, 14 Februari berarti merayakan kesedihan.

“Kami menggeser itu, pameran yang bertepatan dengan Hari Valentine diplesetkan menjadi Fallentine sebagai monumen kejatuhan teman-teman atas gagalnya percintaan,” kata kurator sekaligus inisiator acara, Wiman Rizkidarajat, Kamis (14/2) malam.

Dalam pameran bertajuk ‘#menolakluka’ yang diinisiasi oleh Heartcorner Collective dan Dewan Kesedihan Banyumas tersebut memamerkan barang-barang pemberian mantan kekasih. Pameran yang digelar di Stue Coffee Purwokerto ini memamerkan sekitar 30 barang pemberian mantan kekasih. Setiap barang-barang tersebut mempunyai kisah-kisah tersendiri bagi para pemiliknya. Pengunjung yang datang dapat merasakan nilai historis barang-barang tersebut secara monumental.

Beberapa barang itu antara lain 10 pasang sepatu Converse yang semuanya adalah sepatu Converse Limited dan diberikan pada satu orang. Tapi pada akhirnya hubungan mereka gagal saat mereka akan beranjak ke pernikahan. Ada juga kumpulan esai buat seseorang yang namanya puese puisi. “Esai ini dimuat di Jawa Pos tahun 2011-2012, dia juga niat banget garapnya. Lalu ada kemeja putih dari pacarnya. Dan ada pesan ketika kamu dapat kerja dengan kemeja putih yang ku berikan, itu mungkin akan lebih mudah untuk melamarku. Tapi ternyata baju itu hanya dapat digunakan untuk melamar pekerjaan, tapi tidak bisa untuk melamar dia karena cintanya kandas ditolak orang tuanya,” ucapnya.

Menurut Wiman, melalui barang-barang mantan yang dipajang bisa menjadi narasi kecil yang membuat pengunjung mengingat beberapa tempat di Purwokerto. Ini bisa membuat pengunjung bisa menilai lebih tentang kota Purwokerto. “Bahwa barang-barang milik mantan itu tidak kedap akan ruang dan waktu. Bahwa kenangan itu ada di kota ini. Dengan meninggalkan kenangan di kota otomatis memiliki nilai yang lebih terhadap kota ini,” katanya.

Lebih lanjut dia membeberkan, kebanyakan orang yang menyerahkan barang pemberian mantan tersebut, meminta tolong kepada panitia pameran untuk melebur barang-barangnya itu menjadi abu atau dimusnahkan. “Kita belum berpikir untuk membakar, tapi kayaknya terlalu sayang kalau dimusnahkan, cuma mereka ingin barang itu dihilangkan saja untuk menghilangkan kenangannya,” ucapnya.

Selain tiga barang milik mantan tersebut, terdapat barang barang lain yang diantaranya bunga dari mantan yang telah kering karena lama tersimpan, sebuah kunci kamar kos, buku, parfum, tiket konser, boneka, handphone beserta kartunya.

Wiman menambahkan, tajuk ‘#menolakluka’ sebenarnya merupakan plesetan dari kisah-kisah pelanggaran HAM yang tidak kunjung diselesaikan dan para korban tidak pernah lupa, mereka kerap menyebutnya ‘#menolaklupa’. “Sebenarnya dengan mengangkat tema tersebut membuat pernyataan cinta juga sesuatu yang politis,” tambahnya.(dik)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar