BANYUMASEKSPRES.com – Bagi yang kangen dengan jajanan pasar dan aneka kuliner bisa datang ke Pasar Panggok, Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan. Pasar unik dengan konsep nuansa tempo dulu yang baru akan dibuka Minggu (28/7) ini diklaim satu-satunya di Kabupaten Cilacap. Pasar ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Guna Sejahtera Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan.
Menurut pengurus BUMDes Maju Guna Sejahtera Desa Slarang, Chamim, berdirinya Pasar Panggok berawal dengan terbentuknya BUMDes di desanya. Secara otomatis harus ada kegiatan ekonomi yang menghasilkan.
“Kita kemudian berfikir, bentuk usaha apa, yang beda apa dan di Cilacap tidak ada,” ujar Chamin saat berbincang-bincang dengan Banyumas Ekspres disela-sela menyelesaikan finishing Pasar Panggok, Jumat (26/7) sore.
Untuk itu, segala upaya dilakukan, disamping berburu melalui internet, jalan-jalan juga dilakukan untuk melihat potensi apa yang bisa dibuka di Desa Slarang. “Ternyata yang belum ada Pasar Kuliner tradisional. Pasar yang khusus dengan nuansa tempo doeloe saya lihat di Cilacap belum ada,” tuturnya.
Selanjutnya, kata Chamim, ide tersebut dibahas bersama antara BUMDes bekerjasama dengan Karang Taruna Merpati Mandiri. Kemudian disampaikan kepada masyarakat, dan ide itu diterima. Tahap selanjutnya komunikasi dengan pedagang hingga akhirnya terbangun Pasar Panggok.
“Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat karena yang berjualan diutamakan warga Desa Slarang,” ucap pria umur 30 tahun ini.
Disebutkan, dari perencanaan hingga pembukaan, memakan waktu sekitar tiga bulan. Untuk tahap awal baru dibangun 30 lapak, targetnya sampai 100 lapak. Walau baru 30 lapak, tapi sudah cukup menyebar. Sedangkan modal yang dikeluarkan BUMDes untuk membangun Pasar Panggok kurang dari Rp 20 juta.
“Anggaran sebesar itu sebagian untuk ongkos tenaga pembuatan lapak hingga ornamen. Sebetulnya yang mahal itu ongkos tenaga. Tapi karena tenaganya dari Karang Taruna sehingga biaya bisa ditekan,” ungkapnya.
Menurut Chamim, konsep yang diusung Pasar Panggok Desa Slarang yakni nuansa tempo doeloe. Lapak-lapak dibuat panggok (panggung), sedangkan para penjualnya menggunakan pakaian adat Jawa.
“Yang jualan mengenakan pakaian mirip tempo doeloe, kebaya untuk yang ibu-ibu dan bapak-bapak menggunakan blangkon, termasuk tudung (caping) juga kita siapkan. Kalaupun tidak punya kebaya, minimal mengenakan batik,” ujarnya.
Pasar ini menyediakan beragam makanan unik berupa jajanan pasar hingga aneka makanan dengan harga merakyat. “Pagi-pagi biasanya orang-orang belum sarapan. Jadi begitu pengunjung datang ke sini tersedia banyak pilihan makanan. Soal harga harus murah, bila ada pedagang yang jual dengan harga tinggi maka akan ditutup,” tandasnya.
Yang tidak kalah penting, lanjut dia, meski di kampung tempat bersih dari sampah. Hal itu belajar dari ketika jalan-jalan ke sejumlah tempat wisata yang dikeluhkan adalah harga dan kebersihan.
Pasar tradisional yang baru akan mulai beroperasi Minggu (28/7) besok ini rencananya akan buka setiap hari Sabtu dan Minggu. Kendati demikian, bila ada pedagang yang berjualan setiap hari dipersilahkan. Untuk hari Sabtu dimulai setelah dhuhur hingga malam, sedangkan hari Minggu dimulai sejak pagi sampai sore. (gin)