PC Fatayat NU Banyumas Kampanyekan Pendidikan Inklusi

PURWOKERTO-Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesetaraan hak pendidikan bagi anak-anak khususnya anak-anak berkebutuhan khusus, PC Fatayat NU Banyumas menggelar kampanye pendidikan inklusi.

Dalam kegiatan yang di kemas dalam bentuk talk show yang di pandu oleh ningawaliyah ini, menghadirkan dua pembicara yaitu, Umniyatul Labibah,S.Th.I.,MSi yang merupakan kordinator Lembaga Hukum dan Advokasi Perempuan dan Anak (LHAPA) PC Fatayat NU Banyumas dan Ny.Durotun nafisah, MSi, dosen IAIN Purwokerto dan praktisi hukum keluarga.

Pada kesempatan ini, Umni mengatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan unik, berbeda, termasuk anak berkebutuhan khusus. Dan setiap anak mempunyai hak yang sama memperoleh pendidikan setara tanpa membeda-bedakan potensi maupun keadaan fisik. Sementara yang ada di masyarakat, anak yang terlahir dengan kondisi tidak normal, sering disebut sebagai anak cacat. Mereka diasingkan dari pergaulan dan harus bersekolah di sekolah luar biasa yang jauh dari lingkungannya. Hal tersebut mempunyai banyak dampak seperti ekonomi dan juga psikis.

Sementara Durroh menyoroti dari aspek islam, dimana pendidikan dalam islam sangat diperhatikan. Sehingga ayat pertama turun adalah tentang pendidikan, yaitu surat al-‘alaq ayat 1-5.

Menurut ketua PC fatayat NU Banyumas, Eva Yuliati fatayat yang anggotanya adalah usia ibu muda produktif sangat tepat ikut mengkampanyekan pendidikan inklusi. Karena masih banyak sekolah yang menolak siswa berkebutuhan khusus untuk bersekokah bersama-sama di sekolah reguler sebagaimana anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus masih menjadi momok keluarga dan dianggap hal negatif.

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan kampanye pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus kerjasama dengan PW Ma’arif NU jateng, PC Fatayat NU Banyumas dan UNICEF. Dimana di Banyumas masih akan dilanjutkan dengan kampanye akbar berupa sosialisasi pentingnya pendidikan inklusi pada ibu-ibu muda sejumlah lima ratus ibu-ibu penggerak dari perwakilan kecamatan.

Dengan harapan, para ibu-ibu muda ini nantinya akan turut memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, selain juga mengubah paradigma masyarakat tentang anak yang dilahirkan dalam keadaan berbeda pada umumnya. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar