Pecah Konflik di Sudan, Ratusan WNI Dievakuasi

Rif’an dan WNI lainnya di Khartum, Sudan sedang persiapan evakuasi naik bis menuju ke Pelabuhan Sudan

PURWOKERTO – Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) harus dievakuasi akibat perang saudara di antara dua faksi militer di Sudan.

Ketua Takmir MAB, Dr. H. Hizbul Muflihin, kepada Humas MAB, Ir. H. Alief Einstein, M. Hum, melalui keterangan pers pada media Kamis 27 April 2023 mengungkapkan, evakuasi tersebut juga termasuk
Salah satu jamaah Masjid Agung Baitussalam (MAB), Purwokerto, Rif’an Ali Hafidz, yang sedang kuliah di Khartoum, Sudan dengan mengambil jurusan Ilmu Al Qur’an.

Dr. Hizbul Muflihin mengatakan bahwa perang dalam negeri Sudan yang dimulai sejak 15 April 2023 antara dua faksi militer, telah mengagetkan WNI dan masyarakat Sudan.

Ibu kota Sudan, Khartoum, yang sebelumnya aman, tiba-tiba menjadi tegang dan penuh ketakutan karena hujan mortir dan tembakan terus menerus terjadi setiap jam dan setiap hari. Rif’an Ali Hafidz, putra dari Dr. H.

Hizbul Muflihin yang telah berada di Sudan selama empat tahun, sangat merasakan kesulitan dan kegetiran akibat kondisi perang yang mengalami eskalasi. Ia dan teman-teman mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Khartoum tidak dapat menyelesaikan kuliahnya dengan baik.

Atas kondisi perang yang terus memburuk, Rif’an Ali Hafidz secara cepat berkoordinasi dengan teman-temannya untuk meninggalkan medan perang, sesuai dengan himbauan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar RI di Sudan.

Dr. Hizbul Muflihin menambahkan bahwa sejak 15 April 2023 hingga 17 April 2023, Rif’an Ali Hafidz masih bertahan di Khartoum dan menunggu bus yang akan mengangkutnya ke Pelabuhan Sudan yang disiapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri/Kedutaan Besar RI di Sudan.

Pada tanggal 25 April 2023, Rif’an Ali Hafidz bersama dengan 540 WNI lainnya berhasil dievakuasi melalui perjalanan darat selama sekitar 12 jam menggunakan 8 bus ke Pelabuhan Laut di Sudan.

Rombongan evakuasi tersebut akan dilanjutkan ke Pelabuhan Jeddah, kata Dr. H. Hizbul Muflihin, yang juga Dosen UIN (Universitas Islam Negeri) Prof. KH. Saifuddin Zuhri, Purwokerto.

Menurut Dr. Hizbul Muflihin, evakuasi Rif’an dan para WNI lainnya ini merupakan upaya dari pemerintah Indonesia untuk melindungi warganya yang berada di luar negeri dari konflik dan situasi darurat. Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar RI di Sudan dalam proses evakuasi tersebut.

Selain itu, Dr. Hizbul Muflihin juga mengimbau kepada masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri untuk selalu berhati-hati dan mengikuti aturan yang berlaku di negara tempat mereka tinggal. Ia juga berharap agar situasi di Sudan dapat segera stabil dan aman sehingga para mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di sana dapat kembali melanjutkan studi mereka dengan tenang dan nyaman.

Sebagai informasi, konflik antara dua faksi militer di Sudan ini telah menewaskan banyak orang dan memaksa banyak warga untuk mengungsi dari rumah mereka.

Situasi di Sudan saat ini sangat tidak stabil dan penuh dengan ketidakpastian, sehingga para WNI yang berada di sana diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Beri komentar :
Share Yuk !