Perahu Terhempas Gelombang Nelayan Tepental Hilang di Laut Cilacap

BANYUMASEKSPRES.com  – Ganasnya gelombang Laut Selatan kembali menelan korban. Setelah dua pekan sebelumnya seorang remaja tewas terseret ombak di pantai Kemiren, Kelurahan Tegal Kamulyan, Cilacap. Kali ini seorang nelayan asal Kelompok nelayan Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara dilaporkan tenggelam setelah terpental akibat perahu yang ditumpanginya terhempas gelombang di Pantai Lengkong, Selasa (16/7) pagi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Banyumas Ekspres, korban tenggelam diketahui bernama Watino (35). Dia pemilik sekaligus tekong (Nahkoda, red) perahu jukung dengan nama lambung “Senang Hati 04”, warga RT 01 RW 14 Lengkong, Kelurahan Mertasinga, Cilacap Utara. Korban melaut bersama dua anak buah kapal lainnya yakni Sanan dan Kus, keduanya warga Desa Menganti Kecamatan Kesugihan, Cilacap.

Wagiran, salah seorang neleyan Lengkong mengatakan, pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, korban berangkat melaut bersama Sanam dan Kus. Namun ketika perahunya meluncur meninggalkan bibir pantai, mendadak datang gelombang tinggi yang menghantam perahu korban.

Korban terpental dan tercebur ke laut, sementara perahu bersama dua ABK tetap melaju. Mengetahui tekong tercebur ke laut, salah satu ABK yang berada di depan perahu lantas mengambil alih kendali perahu untuk kembali ke bibir pantai.

“Korban tak sempat diselamatkan, karena hanya terlihat sebentar lalu hilang hanyut. Kemungkinan saat terpental, tubuh korban membentur badan perahu maupun mesin yang masih hidup,” tuturnya.

Basarnas Sisir Pantai

Koordinator Basarnas pos SAR Cilacap Mulwahyono mengatakan Tim SAR gabungan dibantu nelayan Lengkong masih melakukan pencarian. Selain penyisiran di perairan menggunakan kapal Rigid Inflatabe Boat (RIB)?, pencarian juga dilakukan di sepanjang bibir pantai.

“Pencarian penyisiran dengan dua metode, yakni explore SAR sekitar tempat kejadian perkara (TKP) di Pantai Lengkong menggunakan RIB dan penyisiran di bibir pantai menggunakan motor trail,” kata Mulwahyono.

Upaya pencarian terhadap korban terkendala gelombang tinggi dan tiupan angin kencang. Hingga Selasa (16/7) sore upaya pencarian belum membuahkan hasil.

Sementara itu, Pengamat Cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap Feriharti Nugrohowati mengatakan, sehari sebelumnya BMKG telah mengeluarkan peringatan dini atau early warning tentang gelombang tinggi, yang harus diwaspadai.

“Tinggi gelombang laut di Perairan Selatan Jawa Tengah dari Cilacap, Kebumen hingga Purworejo dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpeluang terjadi 2,5 sampai 4 meter,” katanya.

Kondisi itu, lanjut dia, harus diwaspadai mereka yang beraktivitas di laut Selatan. Karena kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 meter sudah membahayakan perahu nelayan, angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot. Kemudian tinggi gelombang di atas 1.5 m sudah membahayakan kapal tongkang, kecepatan angin lebih dari 21 knot.

Sementara tinggi gelombang diatas 2.5 m membahayakan kapal penyebrangan (Feri). Sedangkan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m, membahayakan kapal cargo dan sejenisnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar