PKKBM STIKes Ibnu Sina Ajibarang, Mahsiswa Baru Diajak Membuat Jamu Tradisional

BANYUMASEKSPRES.com- Sedikitnya 96 mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKES) Ibnu Sina Ajibarang angkatan ke tiga ini mengikuti praktik membuat jamu tradsional. Kegiatan tersebut dilakukan di sela-sela Pengenalan Kampus dan Keakraban Mahasiswa Baru (PKKBM), Sabtu-Minggu (14-15/9).

STIKess Ibnu Sina yang baru memiliki dua jurusan yakni D3 Farmasi dan S1 Farmasi ini memang tengah melakukan upaya terobosan. Salah satu fokus yang dilakukan yakni dengan mengangkat jamu tradisional dan herbal.

Salah satu narasumber dari Ikatan Apoteker Indonesia ( IAI) Yoga Bagus Wicaksana mengungkapkan, obat herbal dan jamu tradisional adalah harta karun nusantara. Menurutnya obat tradisional di Indonesia jenisnya itu banyak sekali, bahkan keluarga rumput rumputan seperti (suket teki, akar alang alang, cimplukan) adalah bahan obat yang sangat luar biasa khasiatnya. Sayangnya di Indonesia justru kurang mendapat perhatian pengembangannya, sementara di luar negeri terutama di Eropa tren penggunaan bahan alam (back to nature) justru sedang menjadi fokus, bahkan masyarakat Eropa sudah mulai meninggalkan obat kimia.

“Jika Indonesia tidak segera fokus pada pengembangan herbal maka kekayaan alam yang ada di negara kita menjadi sia-sia, bahkan bisa tertinggal dari negara-negara barat yang saat ini sudah fokus mengangkat herbal,” ungkapnya.

Lebih lanjut diungkapkan, pengembangan terhadap jamu tradisional sangat diperlukan. Apalagi Indonesia bisa disebut sebagai mega center bahan obat alam dunia, yang memilik ribuan jenis tanaman obat. “Jika dikembangkan peluang di dunia farmasi yang berbasis bahan alam sangatlah terbuka lebar dan potensial,” terang Yoga.

Dalam kesempatan PKKBM kemarin mahasiswa diajak membuat jamu kunyit asam, jamu tersebut memiliki manfaat secara tradisional di percaya dapat malancarkan haid, mencerahkan kulit, melangsingkan, melindungi hati (hepato protector), peluruh batu empedu. Selain itu kunyit (Curcumae domestica) mengandung banyak zat diantaranya adalah pati & kurkumin yang di percaya dapat mengatasi masalah lambung.

Setelah dibuat secara langsung oleh mahasiswa baru, kemudian seluruh peserta secara bersama-sama meminum jamu tersebut. Yang menarik saat minum jamu juga tidak menggunakan gelas plastik, tetapi menggunakan gelas dari bambu.

Sementara itu Dekan Farmasi D3 Eko Hidayaturrohman Khumaeni, M.farm.,Apt mengungkapkan, selamam ini institusinya memang tengah meningkatkan kesadaran go green dan mengurangi penggunaan plastik. Selain menggunakan gelas bambu, perangkat makan yang digunakan mahasiswa juga menggunakan alas daun. Sebelumnya pada saat Indu Adha lalu, pembagian daging qurban juga menggunakan besek bambu sehingga lebih ramah lingkungan.

 

Go Green, Kurangi sampah plastik mahasiswa meminum jamu dengan gelas bambu.

Ketua STIkes Ibnu Sina Adi Susanto, S.Farm.,Apt Materi Jamu Tradisional menjadi kurikulum tambahan dan mata kuliah pilihan bagi mahasiswa. Menurutnya dengan mengangkat jamu tradisional pihaknya sekaligus memberi eduksi kepada masyarakat untuk mengembalikan jamu sesuai keasliannya. “Selama ini kita dengan ada jamu tapi isinya BKO atau Bahan Kimia Obat, jelas itu berbahaya karena takaran kimianya tidak terstandar, ini adalah peran dunia pendidikan untuk memberikan penyadaran,” terangnya.

lebih lajut diungkapkan, untuk mengembalikan kejayaan jamu maka dibutuhkan kerjasama semua pihak, tidak hanya dunia pendidikan, tetapi sekaligus dengan pelaku usaha, Badan POM, hingga pemerintah dan DPR. Selain jamu, STIKes Ibnu Sina juag telah melakukan terobosan dan temuan lain, misal sabun dari aluvera yang lebih aman dan ramah lingkungan. Ada pula minyak aroma terapi yang lebih fresh dan lebih harum. Namun produk-produk tersebut masih digunakan untuk kalangan internal.

Diungkapkan, selain jurusan Farmasi, tahun depan institusinya sudah membuka jurusan baru yakni, profesi Apoteker dan D4 Analis Kesehatan (Teknologi Laboratorium Medis). Selain itu keunggulan di STIKes Ibnu Sina setelah lulus mereka langsung mendapatkan (STRTTK) Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, sehingga bisa langsung digunakan untuk bekerja. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar