Preview Leicester v Chelsea : Satu Guru

LEICESTER — Leicester City membidik puncak klasemen saat menjamu Chelsea di King Power Stadium, dini hari nanti. Laga ini bakal jadi sengit mengingat kedua manajer memiliki ilmu kepelatihan yang sama.
Brendan Rodgers dan Frank Lampard sama-sama merupakan murid Jose Mourinho. Rodgers yang saat ini melatih Leicester merupakan pemimpin di Akademi Chelsea pada 2004 ketika Mourinho menjadi manajer Chelsea.

Setelah dipekerjakan sebagai pemimpin akademi, Mourinho kemudian meminta Rodgers menemaninya di bangku pemain sebagai asisten pelatih. Pada saat bersamaan, Lampard yang kini menukangi Chelsea menjadi pemain The Blues.

Meski satu guru, pengalaman Rodgers yang saat ini berusia 47 tahun jelas jauh di atas Lampard. Itu karena sebelum menjadi juru taktik The Foxes, pelatih asal Irlandia Utara itu sudah menukangi Celtic, Liverpool, Swansea City, Watford, dan Reading.

Sebaliknya, Lampard yang lima tahun lebih muda dari Rodgers baru muncul di Premier League musim lalu. Sebelumnya, top skor sepanjang masa Chelsea tersebut hanya menjadi pelatih tim muda Chelsea dan klub Championship, Derby.

Akan tetapi, Rodgers jelas tidak bisa meremehkan kemampuan Lampard dalam meracik strategi. Dalam debutnya di Premier League, musim lalu, Lampard mampu membawa Chelsea finis di empat besar dan meraih tiket Liga Champions.

Musim ini, Lampard juga tetap bisa menunjukkan daya saing Chelsea. Meski masih di peringkat ketujuh klasemen, The Blues hanya terpaut lima angka dari zona Liga Champions. Dan berbekal kemenangan dalam laga derbi London kontra Fulham, Lampard siap meladeni Rodgers di King Power Stadium.

“Kami kembali ke jalur yang benar di liga, tetapi itu hanya penting jika kami melanjutkan langkah itu selama bulan ini karena kami akan menghadapi beberapa pertandingan besar. Saya (kini) memikirkan Leicester, saya harus melihat bagaimana para pemain bereaksi,” tegas Lampard di situs resmi Chelsea.

Kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta mengatakan kemenangan atas Fulham hanyalah awal dari kembalinya Chelsea ke performa terbaiknya dan menggarisbawahi pentingnya melanjutkan ini melawan Leicester City. “Kami harus mulai memenangkan lebih banyak pertandingan,” tegasnya.

Demi mewujudkan misi itu, bek kanan Spanyol itu berharap perbaikan performa. Apalagi menurutnya Leicester yang saat ini berada di posisi ketiga klasemen akan menjadi lawan berat bagi timnya.

“Kami masih harus meningkatkan diri. Setiap pertandingan sangat penting. Kami harus terus menang dan harus pulih dengan baik. Kami akan menjalani ujian besar-besaran melawan Leicester dan kami harus siap untuk itu karena ini akan menjadi ujian yang sulit lagi,” jelas Azpilicueta.

Kubu Leicester bersama sang pelatih pastinya juga tidak mau dipermalukan Chelsea. Berbekal kemenangan 2-0 atas Southampton, mereka pun sangat siap menyambut The Blues. “Anda harus berjuang untuk setiap hasil,” kata Rodgers di BBC Live.

Untuk pertandingan ini, Rodgers berharap anak asuhnya bisa lebih agresif. Menurutnya, ini menjadi evaluasi dari pertandingan kontra Southampton. “Kami terlalu pasif, tidak cukup agresif. Itu tidak seperti kami,” jelasnya kepada BT Sport.

Penjaga gawang Leicester, Kasper Schmeichel sementara itu meminta rekan-rekannya tetap rendah hati. Kiper Denmark itu menegaskan jalan mereka masih sangat panjang. “Saya tidak melihat ke klasemen. Itu tidak berarti apa-apa pada tahap ini. Kita akan lihat ketika sampai pada akhir musim,” tegasnya.

James Maddison di BT Sport mengingatkan hal sama. Menurutnya, mereka tidak boleh mengulang kesalahan musim lalu ketika tergelincir dari empat besar di pekan terakhir. “Tahun lalu kami mereda di tahun baru sehingga beberapa bulan ke depan akan sulit,” ujarnya.

Tidak ada masalah cedera baru dan sanksi pemain di kedua kubu. Dengan demikian, kedua tim kemungkinan akan turun dengan starting-XI yang relatif sama dengan laga sebelumnya. Di kubu Leicester, mereka masih akan mengandalkan Jamie Vardy dan Maddison. Sedangkan Chelsea bisa terus memainkan Mason Mount dan Hakim Ziyech. (amr/*)

Beri komentar :
Share Yuk !