Santri Membendung Arus Radikalisme

BANYUMASEKSPRES.com- Santri dan alumnus pesantren diminta untuk aktif mengisi ruang dalam kehidupan masyarakat. Hal itu penting dilakukan berkaitan dengan semakin maraknya arus radikalisme,yang berupaya merongrong kesatuan NKRI dan pemikiran moderat ala santri.

Hal itu disampaiakan dr Ika Dewi Ana Phd selaku Pembantu rektor IV UGM Yogyakarta, dalam acara talk show Ngopi (ngobrol pemikiran keislaman ala santri) di STIQ Miftahul Huda Pesawahan Rawalo Banyumas, Kamis (25/7).

Kegiatan yang diselenggarakan Dewan mahasiswa STIQ Miftahul Huda tersebut juga dihadiri Dosen filsafat UGM yakni, Kyai Drs Farid S Fil dan juga aktivis NU, Gus M.Najib Yuliantoro, S.Fil. M.Fill.

Selain mahasiswa STIQ Miftahul Huda, acara ini juga dihadiri oleh perwakilan IPNU-IPP-NU se kab Banyumas, pelajar umum, santri dan mahasiswa dilingkungan Banyumas dan cilacap.

Kegiatan yang dikemas diskusi santai ala santri ini, semakin hangat ketika pembicara menggunakan media gitar sebagai penyemangat forum. Tanya jawab yang hangat diselingi lagu-lagu patriotik ala NU seperti yalal wathon dan mars banser menggema menambah semangat para peserta.

Selebihnya, acara ini adalah bagian dari dedikasi mahasiswa STIQ untuk terus merajut kemajuan berfikir meski di tengah tradisi kepesantreanan yang tidak luntur.

Gus najib, yang merupakan aktibis NU menggambarkan bagaimana perebutan wacana keislaman saat ini sangat serius, antara yang radikal dan moderat ataupun liberal. Apalagi dukungan media sosial dan teknologi informasi yang semakin canggih semakin memperkeruh adu kekuatan pemikiran.

“Islam rahmatan lil ‘alamin harus tetap tegak di bumi tercinta, yatu islam yang mengusung nilai-nilai tasamuh, tawazun dan ta’adul, atau toletansi, keseimbangan dan keadilan,” ujarnya menjelaskan.

Santri yang memiliki tradisi keilmuan yang kuat dengan dukungan kitab-kitab salaf, harus menjadi garda depan dalam membendung pemikiran yang sedang merengsek masuk bukan hanya di perkotaan, tetapi sudah mulai merambah ke desa -desa.

Sementara itu Umni Labibah selaku Ketua STIQ Miftahul Huda Pesawahan Rawalo mengungkapkan, secara jangka panjang, kegiatan tersbeut bertujuan untuk memberi pengayaan pada mahasiswa dan masyarakat, bagaimana mengambil ruang di tengah arus radikalisme.
Selain itu melalui talk show tersebut sebagai bagian dari sosialisasi bahaya radikalisme yang harus di bendung dengan pemikiran yang moderat.

Menurutnya yang lebih penting yakni mengembangkan islam rahmatan lil alamin, dengan nilai2 tawazun, tasamuh dan taadul (keseimbangan, toleransi dan keadilan). (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar