SMAN 2 Purbalingga Garap Film Pendek Anak

BANYUMASEKSPRES.com – Di tengah lesunya film pendek bergenre anak-anak, Brankas Film sub-ekstrakulikuler Teater Brankas SMA Negeri 2 Purbalingga telah usai memproduksi film berjudul “Tepa Selira” (Toleransi).

Produksi dikerjakan pada Senin, 17 Juni 2019 di tiga lokasi berbeda, yaitu Desa Slinga Kecamatan Kaligondang, Kelurahan Wirasana Kecamatan Purbalingga, dan Desa Dawuhan Kecamatan Padamara.

“Bagi kami, memproduksi film anak-anak merupakan tantangan tersendiri karena harus lebih ekstra dalam menghadapi pemain. Terlebih konten cerita yang bagi kami cukup berat namun menarik,” ungkap sutradara Nazahah Kusnun Khotimah yang saat ini naik ke bangku kelas XII.

Film yang produksinya difasilitasi CLC Purbalingga ini berkisah tiga sahabat dengan latar agama berbeda. Amir beragama Islam, Kusno penganut kepercayaan, dan Ayong beragama Konghucu.

Pada suatu hari, Ayong diperintah mamanya mencari buah lamtorogung (petai cina) untuk jamu engkongnya yang dibantu dua sahabatnya. Dalam perjalanan, terdengar suara adzan Asar dari sebuah mushola, Ayong mengingatkan Amir untuk sholat namun Amir tidak membawa sarung. Beruntung, Kusno yang memang sehari-hari memakai jarit, meminjaminya.

Perjalanan selanjutnya, sebelum sampai ke kebon milik orang tua Amir yang terdapat pohon lamtorogung, melewati sawah milik orang tua Kusno. Amir melihat sosok jubah putih yang sedang merusak sesajen. Dikejarlah sosok itu oleh tiga sahabat.

Nicholas Jason Sugiarto yang berperan sebagai Ayong mengatakan, dirinya sempat mengalami kesulitan dalam berperan, beruntung kru produksi sabar dalam melatih.

“Aku kan kesehariannya memakai bahasa Indonesia, jadi sempat sulit saat membaca skenario memakai bahasa Banyumasan,” ujar siswa kelas V Sekolah Dasar Pius Purbalingga.

Rencananya, film yang ngebut pengerjaannya ini akan diikutkan pada kompetisi pelajar se-Banyumas Raya Festival Film Purbalingga (FFP) 2019. SMAN 2 Purbalingga salah satu sekolah di Purbalingga yang aktif dalam memproduksi film pendek.

Menurut produser pelaksana Sekar Arum Pamularsi, meski waktu praproduksi yang cukup mepet karena terpotong libur lebaran, namun kekompakan kru mampu mengejarnya. “Disamping itu, sekolah juga mendukung sehingga anggaran produksi turun tepat waktu,” kata siswi kelas XI ini. (ook)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar