BANYUMAS – Warga RT 05/02 Desa Buniayu, Kecamatan Tambak, Banyumas dibuat resah oleh sekelompok orang tika dikenal. Sejumlah fasilitas di Tempat Pendidikan Al Quran (TPQ) dan masjid Darussalam di daerah tersebut dirusak Kamis (21/3) pagi. Beberapa kitab-kitab klasik, bahkan kitab suci Al-Qur’an dibuang ke sumur
Pengasuh TPQ Darussalam, Kiai Abdul Majid menuturkan, menjelang subuh pihaknya mendengar suara gaduh yang bersumber dari TPQ asuhannya. Setelah diselidiki, betul adanya kegaduhan terjadi namun pihaknya tidak memergoki pelaku tersebut. TPQ yang biasa dijadikan pengajian rutin yang dipimpinnya berantakan.
“Ketika akan subuh keributan terdengar saya dapati kitab-kitab klasik untuk mengaji terbuang di sumur, di dalam TPQ sudah berantakan,” tuturnya.
Menurutnya, perusakan ini bukan disebabkan masalah SARA dan politik. Dia menilai, perusakan ini merupakan ulah orang yang tidak memiliki akal, moral, dan agama. “Ada 50 an lebih kitab-kitab klasik dan beberapa Al – Qur’an untuk pengajian rutin dibuang ke sumur. Yang melakukan orang tidak beragama, tidak bermoral, tidak memegang ajaran Pancasila,” jelasnya.
Kiai Abdul mengaku, selama ini di dalam lingkup TPQ yang diasuhnya tidak pernah ada konflik apapun. “Benar-benar tidak ada permusuhan di antara kami sebelum kejadian tersebut,” ucapnya.
Kepala Dusun (Kadus) Buniayu Banyumas, Sumardi mengatakan, sebelum kejadian perusakan TPQ di Desa Buniayu yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang ini tidak pernah ada teror dan konflik yang terjadi. “Sebelumnya tidak ada teror. Tidak ada konflik. Selama ini damai saja, anak-anak rutin mengaji,” katanya.
Yang disayangkan, lebih lanjut dikatakan Sumardi, lokasi yang dirusak tidak hanya TPQ, namun masjid Darussalam yang berjarak sekitar 50 meter dari TPQ. “Banyak jejak kaki kotor di masjid, masjid menjadi berantakan, malah ada sepasang sandal di tempat pengimaman,” ungkapnya.
Perusakan juga dilakukan tidak hanya di TPQ dan masjid Darussalam, di sepanjang jalan antara TPQ Darussalam menuju Pondok Pesantren Jami Miftahul Falah pepohonan ditebas oleh orang tidak dikenal tersebut.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK menilai kejadian tersebut tidak wajar. Terdapat enam titik yang disentuh pelaku. “Terpal rusak. Kebun milik pondok. Dua pohon samping rumah. Tiga titik menjadi titik pertama pelaku,” rinci Kapolres.
Titik pertama pelaku berada di Pondok Pesantren Putra dan Putri Miftahul Falah RT 5 RW 3 Desa Buniayu. Sebanyak 27 pohon di kebun milik KH Ahmad Daelani Yusuf ditebang. Selain itu, dua pohon durian di samping rumah disayat pelaku. Lalu terpal penutup padi milik warga rusak karena tusukan diduga benda tajam.
Sedangkan titik kedua pelaku berada di area Kyai Abdul Majid. Titik kedua meliputi rumah takmir masjid, TPQ dan masjid. Jarak tempuh antara titik pertama dan kedua terhitung selama sembilan menit dengan berjalan kaki.
“Belum bisa menyimpulkan motif pelaku, masih menyelidiki. Tidak ada pengrusakan kitab dan saksi ketika masuk menemukan Al Qur’an tidak pada tempatnya,” tandas Kapolres. (dik)