Ditengah Pandemi, Laba Bersih SBI Naik 30,4 Persen

Meski di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, SBI terus memberikan layanan, solusi dan produk berkualitas dalam membangun perubahan di Indonesia. (Istimewa)

JAKARTA – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengumumkan laporan keuangannya untuk tahun 2020, yang diketahui terjadi peningkatan laba bersih sebesar 30,4 persen. Meski pendapatan turun 8,6 persen sebagai dampak pandemi, berbagai program efisiensi mampu turunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8 persen. Perkuat sinergi dengan SIG, SBI targetkan jaga kinerja positif di tahun 2021 melalui inovasi dan produk-produk solutif.

Presiden Direktur PT SBI, Aulia Mulki Oemar menyampaikan, pandemi Covid-19 membayangi kinerja SBI sepanjang tahun 2020 lalu. Peningkatan jumlah kasus positif yang berimbas pada peningkatan mitigasi pemerintah melalui berbagai upaya pembatasan pada aktivitas masyarakat, serta fokus pemerintah untuk mengalihkan pendanaan pada pencegahan Covid-19 turut mempengaruhi performa pasar semen domestik.

“Konsumsi semen domestik tercatat turun dari 70 juta ton di tahun 2019 menjadi 62,7 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 10,4 persen,” kata Aulia.

Namun demikian, lanjut dia, pasar ekspor mengalami pertumbuhan secara kumulatif tahunan dari 6,1 juta ton pada tahun 2019 menjadi 9,3 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 51,8%. Penurunan konsumsi pasar semen domestik tercermin pada penurunan volume penjualan semen dan terak SBI dari 11,9 juta ton pada tahun 2019, menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 11,6%.

“Kenaikan hanya didapat dari penjualan ekspor yang melonjak dari 502 ribu ton pada tahun 2019, menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2020 atau sebesar 198,1 persen. Penurunan volume juga terjadi di sektor bisnis beton jadi dari 1,5 juta meter kubik pada tahun 2019 menjadi 874 ribu meter kubik pada tahun 2020 atau sebesar 41,8 persen,  serta sektor bisnis agregat yang turun dari 2,3 juta ton menjadi 614 ribu ton pada tahun 2020 atau sebesar 73,2 persen,” paparnya.

Penurunan volume ini, lanjut dia, berdampak pada penurunan pendapatan dari Rp11,1 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp10,1 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 8,6%. Laba kotor naik dari Rp2,9 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp3 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 3,4%. EBITDA naik dari Rp1,8 triliun pada tahun 2019, menjadi Rp2,5 triliun pada tahun 2020 atau sebesar 39,5%. Program-program efisiensi yang dijalankan oleh perseroan sepanjang tahun 2020, mampu membantu menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,8 %.

“Sehingga perseroan mampu meningkatkan laba sebelum bunga dan pajak penghasilan dan akhirnya mencetak laba bersih dari Rp499 miliar pada tahun 2019, menjadi Rp651 miliar pada tahun 2020 atau sebesar 30,4 persen,” ungkapnya.

Terkait kinerja keuangan tahun 2020, Aulia Mulki Oemar mengatakan bahwa dampak pandemi harus lebih mampu dimitigasi pada tahun 2021. Dimulainya vaksinasi oleh pemerintah untuk pengentasan Covid-19, menjadi salah satu fundamental optimisme untuk pemulihan perekonomian di Indonesia.

“Kita sudah dapat banyak pembelajaran sepanjang tahun 2020. Kini saatnya sektor industri bangkit dengan strategi-strategi baru. Untuk mendukung upaya-upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah, bersama SIG kami menetapkan fokus untuk mengembangkan nilai tambah dan menghadirkan solusi-solusi inovatif baru, untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat, mudah, berkualitas serta penerapan protokol kesehatan pada setiap rantai pasokan hingga produk atau layanan diterima pelanggan,” pungkasnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !