Harpi Banyumas Juara 1 Lomba Rias Pengantin Tingkat Jateng

PURWOKERTO-Munculnya layanan make up kontemporer yang hanya mengikuti tren pasar, menjadi keprihatinan sendiri bagi organisasi rias pengantin. Menjawab tantangan tersebut HARPI Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia, DPD Harpi Melati Jateng menggelar lomba rias pengantin Se Jawa Tengah.

Sedikitnya 78 peserta yang berasal dari seluruh Jawa Tengah mengikuti lomba tersebut. Yang lebih unik peserta lomba dibagi menjadi dua, yakni kategori peserta muda dan peserta lansia usia 50-60 tahun.

Dalam lomba tersebut Harpi Banyumas berhasil meraih juara pertama, dalam Lomba Rias Pengantin Solo Putri. “Dari Banyumas mengirimkan 3 peserta, alhamdulilah kita bisa meraih juara satu dan juara dua,” jelasnya.

Ketua Harpi Banyumas Dra Ari Siswardani yang akrab dipanggil Bu Ririn mengungkapkan, lomba tersebut baru pertama kali dilaksanakan di Jateng. Melalui lomba ini kami mengirmkan pesan, bahwa perias yang sudah usia lanjut masih bisa berkarya dan mengikuti perkembangan.

“Kita prihatin karena tren make up sekarang tidak mengikuti pakem. Apalagi biasanya untuk make up dikerjakan sendiri, sanggul sendiri, dan busana juga sendiri. Nah padahal kami ini bisa melakukan semuanya termasuk upacara adat pengantin,” jelasnya.

Dalam lomba kemarin, yang sulit adalah membuat sanggul bangun tulak. Sanggul ini dibuat dari rajangan pandan dan dimasukkan ke dalam rajut, kemudian dibentuk sanggul menjadi bangun tulak. ” Yang sulit, kita membuatnya langsung di panggung, jadi haru benar-benar rapi dan bagus, padahal biasanya sanggul hanya tinggal tempel saja,” ungkap Ririn.

Ririn yang juga pengurus bidang pendidikan di DPD Harpi Melati Jateng ini mengungkapkan, mengapa pakem masih perlu di pertahankan,sebab merias pengantin atau momentum pernikahan itu sarat makna, sehingga pakem perlu dipetahankan. Selain menjaga tradisi juga memahami setiap filosifi dan nilai dalam upacara adat yang dilakukan dan rias yang dikenakan.

Ia berharap generasi muda juga terus belajar meningkatkan ilmu dan ketrampilan, dengan demikian bisa selalu mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak meninggalkan pakem atau tata nilai budaya yang sudah ada. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !