Bentangkan Ketupat, Warga Dayeuhluhur Menyatu Panjatkan Rasa Syukur

Tradisi Sidekah Kupat

DAYEUHLUHUR-Tradisi Adat Budaya Sidekah Kupat hingga kini masih lestari. Hampir tiap desa yang ada di wilayah Kecamatan Dayeuhluhur gelar adat itu pada Hari Rabu terakhir Bulan Maulid Akhir.

Seperti halnya di Dusun Sikluk Desa Matenggeng, lokasi titik perbatasan dipadati warga dengan membawa ketupat kemudian dibentangkan di jalan sebelum dilaksanakan prosesi.

Menurut tokoh adat Dusun Sikluk Desa Matenggeng Karsim mengatakan, kegiatan Sidekah Kupat sudah dilakukan sejak lama secara turun-temurun bahkan sebelum dirinya lahir.

Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur dan permohonan masyarakat kepada sang maha pencipta agar diberikan keberkahan, keamanan, kedamaian dan kesejahteraan serta guyub rukun. Serta, tidak mudah terkena hasutan atau provokasi yang akan memecah belah warga.

Pelihara Persatuan dan Kesatuan

“Melalui ritual adat dan budaya Sidekah Kupat ini, kami pertahankan dan kami yakini sebagai media memelihara persatuan dan kesatuan masyarakat yang diwariskan leluhur kami,” katanya.

Kepala Desa Matenggeng Tabirin mengungkapkan, tradisi ini juga sebagai wujud dari kebersamaan, keguyuban sekaligus pemersatu warga. Hal tersebut dapat dilihat dari kesukarelaan warga membawa ketupat dan makanan lainnya untuk berdoa bersama lalu dihidangkan dan dimakan bersama.

“Kami pemerintah desa sangat mendukung kegiatan ini dan agenda rutin sebagai wadah mempersatukan dan kedamaian warga, jangan sampai punah harus tetap dijaga kelestariannya,” ungkapnya. (ben)

Beri komentar :
Share Yuk !