Cegah Stunting dari Masa Remaja

CEGAH STUNTING: Kegiatan rembuk stunting sebagai salah satu upaya melaksanakan koordinasi secara terpadu penanganan stunting di Cilacap.

CILACAP – Pemerintah Kabupaten Cilacap terus berupaya menciptakan generasi sehat. Hal itu dengan mendorong sektor hulu, khususnya remaja putri agar lebih sehat. Kesehatan tersebut menjadi pondasi dalam pencegahan stunting.

Sejak 2019 Cilacap masuk prioritas penanganan stunting di Provinsi Jawa Tengah. Sebagai upaya percepatan penurunan stunting, Dinas Kesehatan Cilacap kini fokus pada pelaksanaan inovasi ” Ceting Dari Meja” yaitu upaya mencegah Stunting Sejak dari masa Remaja, jauh sebelum mereka menikah lalu memiliki anak.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi, melalui Endah Puspitowati selaku Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi, mengungkapkan, prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap menurun dari 36,32 persen menjadi 32,1 persen pada tahun 2013. Hal itu diketahui berdasarkan riset kesehatan dasar pada tahun 2018. Namun angka ini masih berada di atas prevalensi nasional sebesar 30,8 %. Meski demikian Kabupaten Cilacap masuk dalam Kabupaten prioritas penanganan stunting di provinsi Jawa Tengah.

Pencegahan stunting memang paling utama menitikberatkan pada seribu hari pertama kehidupan, mulai dari hamil sampai pada usia anak dua tahun. Namun dengan inovasi gerakan tersebut maka bisa memutus mata rantai, karena pencegahan stunting dilakukan sejak masa remaja. Artinya penanggulangan dari hulu akan bisa berdampak positif di masa yang akan datang.

Dengan memaksimalkan sektor hulu, artinya menyiapkan generasi muda para calon ibu agar lebih sehat. Hal itu dengan membentuk anak remaja putri yang bebas anemia dan bebas kekurangan energi kronis (KEK) atau kekurangan gizi.

” Jika para calon ibu yang sudah siap dan sehat, sehingga pada saat melahirkan juga melahirkan bayi yang sehat pula,” terangnya.

Dari itu Dinas Kesehatan Cilacap juga sedang gencar melakukan sosialisasi kepada kalangan remaja putri dari berbagai sekolah di tingkat menengah atas (SMA). Setiap kegiatan sedikitnya mengundang 100 orang remaja putri. Karena masa pandemi, maka sosialisasi dilakukan secara hibryd, dimana 10 orang mengikuti secara langsung dan 90 lainnya secara daring.

Peserta yang mengikuti sosialisasi juga mendapat suplemen untuk mengatasi anemia. Selama sosialisasi, materi yang disampaikan diantaranya tentang pencegahan anemia, makanan apa saja yang diperlukan, kebutuhan zat besi, termasuk pemberian suplemen tambah darah yang diminimun seminggu sekali.

Sebagai panduan dasar, juga diberikan leaflet yang berisi tentang remaja bebas anemia. Terkait dengan data stunting di Cilacap 2020-2021, kondisi anemia, setiap mengadakan sampling, dari remaja putri yang ada angka anemia yang ada yaitu sekitar 50,19 persen. Artinya jika ada 10 remaja puri 5 diantaranya adalah anemia, dari pantauan di tiga sekolah SMA di Cilacap. Sedangkan yang mengalami KEK Kurang energi kronis atau kurang gizi ada 45,12 persen. Jadi remaja yang ada cenderung mengalami anemia dan KEK.

” Nah bagaimana bisa menjadi ibu yang sehat, jika dari remaja sudah mengalami nemia dan KEK,” ujarnya menambahkan.

Dinas kesehatan fokus dari hulu, jika remaja sudah sehat maka generasi berikutnya bisa lebih sehat. Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak pranikah, di mana kualitas pasangan pengantin ditingkatkan.

“Kualitas pasangan harus ditingkatkan sejak pranikah. Juga harus mempersiapkan rumah tangga yang berkualitas, seperti memiliki perkerjaan yang memadai sehingga kebutuhan gizi rumah tangga tercukupi”, kata Bupati.

Untuk percepatan penurunan stunting, Bupati meminta dinas terkait dan Camat untuk berkoordinasi. Terutama meningkatkan layanan kesehatan dasar di masyarakat, pemantauan tumbuh kembang balita, peningkatan gizi, serta peningkatan pemahaman masyarakat.

Sementara itu dari data Rakor Bidang Pemerintahan dan Kesra bertema “Rembug Stunting Kabupaten Cilacap Tahun 2021”, terdapat 30 desa/kelurahan lokus stunting Kabupaten Cilacap sejak 2019 hingga 2021.

Adapun 10 (sepuluh) desa/kelurahan di Kabupaten Cilacap dengan jumlah stunting dan prevalensi tertinggi pada tahun 2021, yang ditetapkan melalui SK Bupati Cilacap Nomor : 440/12/16/Tahun 2021 yakni Desa Mandala Kecamatan Jeruklegi 12 anak (36,36%), Desa Kutasari Kecamatan Cipari 132 anak (35,58%), dan Desa Serang (Kecamatan Cipari) 91 anak (28,44%)

Kemudian Desa Pengadegan (Kecamatan Majenang) 52 anak (25,37%), Desa Caruy (Kecamatan Cipari) 77 anak (24,44%), Desa Sidasari (Kecamatan Cipari) 71 anak (24,15%), Desa Karangreja (Kecamatan Cipari) 52 anak (23,01%), Desa Cisuru (Kecamatan Cipari) 69 anak (21,43%), Desa Cipari (Kecamatan Cipari) 124 anak (20,70%), Desa Pegadingan (Kecamatan Cipari) 57 anak (19,79%).

Kepala OPD termasuk Camat, Kepala Puskesmas, Lurah dan Kepala Desa maupun pihak terkait lainnya diminta agar melakukan beberapa hal. Antara lain membuat rencana kegiatan baik bersifat spesifik/sensitif dengan dukungan dana yang jelas sesuai ketentuan peraturan perundangan. Selain itu juga memperkuat layanan kesehatan dasar di masyarakat khususnya melalui Posyandu, dan meningkatkan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita. (saw)

Beri komentar :
Share Yuk !