Panen Anteban Dayeuhluhur, Berkah Bagi Buruh Tani di Saat Pandemi

DAYEUHLUHUR-Panen raya yang dikenal warga Dayehluhur sebagai anteban tidak hanya membawa keuntungan bagi pemilik tapi juga membawa berkah bagi buruh yang biasa disebut buruh ngajayak (kuli panggul dari tempat panen ke tepi jalan) dan buruh gacong (jasa potong padi di sawah).

Seperti panen raya anteban di lahan persawahan padi di tiga desa yakni Desa Panulisan,Panulisan Barat dan Panulisan Timur yang sudah memasuki minggu pertama, Rabu (9/2/2022).

Suryadin (50) salah seorang buruh tani mengaku, panen anteban merupakan berkah tersendiri baginya di tengah Pendemi Covid-19. Suryadin tidak bisa bekerja lagi di Jakarta sehingga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Namun dengan adanya Panen anteban, dia bisa bekerja menjadi buruh pikul padi dari lokasi panen dibawa ke jalan raya untuk diangkut kendaraan dan mendapatkan upah atau imbalan berupa padi yang nantinya selain bisa dijual juga bisa dikonsumsi.

Dijelaskan, dia bekerja secara berkelompok tidak perorangan. Perkelompok ada yang 3 orang sampai 5 orang dengan jumlah kelompok sebanyak 20 kelompok yang tersebar area persawahan di tiga desa yaitu Desa Panulisan Barat, Panulisan dan Panulisan Timur.

Upah yang diterima yakni berupa gabah mulai dari per 1 kwintal padi. Buruh mendapatkan 3, 4 sampai 5 kg tergantung jauh dekatnya jarak sawah ke jalan.

“Bagi kami anteban kali ini tidak hanya sebagai berkah tapi juga ada hikmahnya dibalik musibah covid-19 ini. Upah yang diperoleh kami gunakan untuk membeli kebutuhan hidup keluarga sehari-hari,” ujarnya.

Hal yang sama dirasakan Hendris Satar (40). Sebagai buruh serabutan dia bisa mendapatkan 30 kilogram sampai 50 kilogram. “Walaupun imbalan yang diterima bukan uang tapi gabah padi kalau sudah kering selain untuk dikonsumsi juga dapat dijual,” pungkasnya.(lim)

Beri komentar :
Share Yuk !